Diancam Korut, AS Persiapkan Skenario Khusus

Diancam Korut, AS Persiapkan Skenario Khusus

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 11 Agu 2017 11:23 WIB
Ilustrasi (Kiagoos Auliansyah/detikcom)
Washington DC - Amerika Serikat (AS) mempersiapkan langkah khusus dalam menghadapi ancaman Korea Utara (Korut). Pemerintah Korut mengklaim akan menembakkan empat rudal jarak menengah ke Guam, wilayah AS di Pasifik, dalam waktu dekat.

Seperti dilansir AFP, Jumat (11/8/2017), ketegangan AS dan Korut ini menjadi perhatian dunia. Negara-negara Barat sekutu AS bersiap melakukan langkah antisipasi jika rezim komunis itu benar-benar menyerang AS dengan rudalnya.

Bahkan kekhawatiran akan terjadinya perang nuklir antara kedua negara semakin meningkat. Beberapa waktu lalu, Korut mengklaim berhasil menguji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) yang diklaim mampu mencapai daratan utama AS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pekan ini, Badan Intelijen Pertahanan AS menyimpulkan bahwa Korut telah berhasil memproduksi hulu ledak nuklir dalam bentuk kecil. Ini berarti Korut bisa memasukkan muatan nuklir pada rudal miliknya. Perkembangan ini mengejutkan para pakar karena lebih cepat dari perkiraan.

[Gambas:Video 20detik]

Di tengah ketidakpastian situasi, beberapa pejabat AS tidak terlalu mengindahkan retorika dan perang kata-kata antara Trump dengan rezim Korut. Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, memastikan kepada warga AS bahwa mereka tidak perlu khawatir soal krisis ini. Sedangkan Menteri Pertahanan (Menhan) Jim Mattis memberikan pernyataan yang hati-hati, dengan menyebut rudal Korut tidak akan mampu menandingi AS.

Namun Pentagon atau Departemen Pertahanan AS tetap menyiapkan berbagai skenario untuk konflik dengan Korut. Skenario Pentagon bagi intervensi militer beragam, mulai dari serangan tepat sasaran terbatas terhadap target-target nuklir hingga serangan pendahuluan untuk mematahkan dan melengserkan pemimpin Korut Kim Jong-Un.


AS juga mempertimbangkan untuk memicu unjuk rasa besar-besaran di Korut yang mengarah pada perubahan rezim. Tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana cara AS akan memicu unjuk rasa besar-besaran di negara komunis yang mayoritas warganya tertindas oleh pemerintah.

Terlepas dari itu, aksi militer apapun yang diambil nantinya, akan membawa sisi buruk yang sangat besar dan tidak diduga. Menhan Mattis berulang kali memperingatkan konsekuensi besar dari aksi militer yang diambil. "Tidak akan sama seperti yang kita lihat sejak 1953," sebutnya, merujuk pada akhir Perang Korea.

Kim Jong-Un telah menempatkan unit-unit artileri di sepanjang perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel), yang ibu kotanya, Seoul, hanya berjarak 55 kilometer dari wilayah Korut. Serangan mortir dan roket akan memicu banyak korban jiwa di kota berpenduduk 10 juta jiwa itu.


Seorang pengamat menilai, kecil kemungkinan Kim akan memilih konflik dengan AS. Saat ini nyaris musim panen di Korut, setiap pergerakan apapun di dalam wilayah Korut akan memicu kekurangan pangan besar-besaran.

"Kim Jong-Un bukan orang bodoh. Kemungkinan besar dia tidak akan menggerakkan negaranya pada saat ini," sebut analis pemantau isu Korut, 38 North, Joe Bermudez. Para pengamat memperingatkan, setiap konflik yang pecah akan menyebar dengan cepat, dengan dampak geopolitik, juga pada ekonomi global serta jatuhnya banyak korban jiwa.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads