'Jutaan Mata Menyoroti', Aksi Dukungan untuk Novel Baswedan

'Jutaan Mata Menyoroti', Aksi Dukungan untuk Novel Baswedan

Nur Indah Fatmawati - detikNews
Rabu, 09 Agu 2017 14:14 WIB
Aksi dukungan untuk Novel Baswedan (Nur Indah Fatmawati/detikcom)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi KPK. Tampak pula Novel Baswedan yang duduk di kursi roda mengiringi.

Novel tampak mengenakan infus di tangan kanannya. Di belakang Novel, terlihat Jokowi bersalaman dengan Tito. Namun di belakang Tito, tampak terduga pelaku yang sketsa wajahnya baru-baru ini dirilis polisi. Terduga pelaku itu tampak menunduk dan memegangi bagian pinggul Tito, entah apa maksudnya.

'Jutaan Mata Menyoroti', Aksi Dukungan untuk Novel BaswedanAksi dukungan untuk Novel Baswedan (Nur Indah Fatmawati/detikcom)


Adegan itu merupakan aksi teatrikal yang dipentaskan pemuda-pemudi antikorupsi Indonesia dari Sekolah Antikorupsi (Sakti) 2017. Aksi itu merupakan dukungan untuk Novel Baswedan pada hari ke-120 sejak teror penyiraman air keras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tentu Presiden Jokowi, Kapolri, dan Novel ini bukanlah sosok sebenarnya. Mereka hanya orang-orang yang mengenakan topeng berwajahkan 3 tokoh tersebut.

Aksi teatrikal yang bertajuk 'Satu Mata Dihilangkan, Jutaan Mata Menyoroti' itu dipentaskan secara singkat di halaman depan KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2017). Mereka ingin menunjukkan bahwa Novel tidak sendiri.


Selain itu, mereka membacakan surat tuntutan agar Presiden Jokowi segera membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) independen. Tim itu diminta dibentuk karena pengusutan yang dilakukan Polri dirasa lambat.

"Sebagai warga sipil, kami prihatin terhadap kondisi Bapak Novel yang kasusnya 120 hari berlalu tanpa titik terang," tutur siswa Sakti bernama Hana asal Semarang membacakan surat terbuka.

"Kami sangat berharap Bapak Joko Widodo bisa memberi mandat membentuk TGPF yang nantinya bersama kepolisian menyelidiki kasus yang hampir melenyapkan mata kiri Novel Baswedan," ujarnya.


Selain itu, aksi ini diiringi orasi dari siswa Sakti lainnya asal Makassar, Adi Nugraha. Dia menyebut mata Novel sengaja dirusak untuk menghentikan pemberantasan korupsi, tetapi masih ada jutaan pasang mata lain bersama Novel dan KPK yang mengawal.

'Jutaan Mata Menyoroti', Aksi Dukungan untuk Novel BaswedanAksi dukungan untuk Novel Baswedan (Nur Indah Fatmawati/detikcom)

"Teman-teman sekalian, apakah kita buta? Tidak! Ada jutaan pasang mata yang kemudian menyorot kasus ini. Mata Novel dicoba dirusak oleh orang-orang yang kemudian menjadi bagian dari praktik korupsi di Indonesia. Tapi ada jutaan pasang mata lain yang kemudian bersama Novel, bersama KPK, bersama masyarakat antikorupsi di Indonesia yang kemudian tidak henti-hentinya meminta kasus ini diselesaikan," kata Adi dalam orasinya.

Tampak pula peserta aksi lain yang membawa sejumlah poster. Mereka juga mengenakan topeng wajah Novel. Di akhir aksi, Presiden Jokowi tampak berpose mendorong kursi roda yang dinaiki Novel sebagai bentuk dukungan. (dhn/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads