Dia pun menumpahkan kekesalannya karena nyasar ke Twitter pribadinya. Cuitannya itu pun ramai dibahas netizen.
Saat dihubungi detikcom, Kamis (3/8) kemarin, Habiburokhman berkisah tentang pengalaman nyasar di jembatan layang dengan bentang melengkung terpanjang di Indonesia itu. Pikirnya, simpang susun itu bisa mengantarnya ke segala arah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya kan sore mau ke Menteng. Saya kira bundaran itu canggih banget kayak di luar negeri. Kalau sudah di atas kita itu bisa ke arah mana saja. Kalau sudah naik bisa ke kanan, bisa ke kiri. Kayak Bundaran HI tapi posisi di atas," kata Habiburokhman.
Alhasil, saat itu mobil yang ditumpangi Habiburokhman mengarah ke Senayan. Karena sedari awal ingin ke arah HI, dia memutar mobilnya di Bundaran Senayan.
"Saya dari arah DPR ke kiri, itu pun yang ke arah Bundaran HI-nya. Terlalu kecil, kecil sekali. Cuma muat 1,5 mobil saya lihat. Di jantung Ibu Kota ada jalanan seperti itu," tutur Habiburokhman.
Dia pun mengkritik simpang susun itu dengan sebutan 'katrok'. Menurutnya, simpang susun itu tak sehebat yang didengung-dengungkan banyak orang.
"Cuma tambah bundaran saja itu, katroklah kalau bahasa saya. Terlalu sederhana, memang nggak ada apa-apanya. Jelek, nggak sehebat sebagaimana didengungkan oleh orang-orang yang lebay. Bayangan saya jembatannya sih bagus, rekayasa lalinnya bagus, sehingga orang nggak mengalami nasib kayak saya," ujar Habiburokhman.
Habiburokhman lantas menyinggung penggagas pembangunan simpang susun tersebut. Ia menyinggung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang disebutnya selaku penggagas, tak ada apa-apanya.
"Penggagasnya juga nggak ada apa-apanya. Ahok itu nggak ada apa-apanya. Terlalu glorified, dibesar-besarkan. Padahal biasa saja. Penggagasnya juga biasa-biasa saja. Apa hebatnya si Ahok itu," tutur Habiburokhman.
![]() |
(dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini