Nyeberang di Kali Mookervart, Warga Pilih Rakit daripada Jembatan

Nyeberang di Kali Mookervart, Warga Pilih Rakit daripada Jembatan

Arief Ikhsanudin - detikNews
Rabu, 02 Agu 2017 19:02 WIB
Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom
Jakarta - Di antara dua Jembatan beton di Kali Mookervart, Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, terdapat rakit reyot. Rakit itulah yang digunakan warga Rawa Belong untuk menyeberangi kali hitam pekat tersebut.

Salah satunya Erwin (23), pedagang di Pasar Cengkareng, yang memilih menggunakan rakit daripada harus berputar melewati jembatan. Padahal jarak antara jembatan dan rakit kurang-lebih 100 meter.
Nyeberang di Kali Mookervart, Warga Pilih Rakit daripada JembatanFoto: Arief Ikhsanudin/detikcom

"Rumah saya di belakang rakit itu. Jadi lebih gampang untuk lewat sini," ucap Erwin.

Rakit kayu itu ditarik oleh Tubi (53). Dia siap mengantarkan siapa pun menyeberang asalkan air kali tidak meluap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Biasanya ramai antar anak sekolah pada pagi. Terus pas pulang sekolah sekitar jam dua siang. Muat lima puluh orang," ucap Tubi di atas rakit, Rabu (2/8/2017).
Nyeberang di Kali Mookervart, Warga Pilih Rakit daripada JembatanFoto: Arief Ikhsanudin/detikcom

Tubi tidak mematok harga untuk satu kali antar. Dia membebaskan penumpang membayar seikhlasnya.

"Kadang dua ribu, ada lima ribu. Ada juga yang seribu, tapi tanya-tanya dulu. Sabtu, Minggu bisa dapat 30 sampai 50 ribu rupiah. Hari biasa bisa sampai 90 ribu," ujar Tubi.

Tubi menarik rakit sejak 1972. Saat itu, umurnya masih delapan tahun dan hanya membantu kakaknya.

"Dulu awal di dekat Pasar Cengkareng. Pindah pangkalan disini sejak 1983," kata Tubi.

Pangkalan yang dimaksud oleh Tubi adalah undakan kayu yang menempel di sisi kali. Kapalnya berguncang saat orang melangkah masuk ke kapal.

Kapal itu terbuat dari kayu beratap terpal. Kapal pun harus sering diperbaiki agar tidak hancur.

"Kalau tidak sering ditabrak-tabrak, delapan tahun kuat. Kalau sering ditabrak, cuma lima tahun harus ganti," ucap Tubi.
Nyeberang di Kali Mookervart, Warga Pilih Rakit daripada JembatanFoto: Arief Ikhsanudin/detikcom

Di atas rakitnya terdapat peralatan, seperti paku dan palu. Terlihat dia memaku bagian sambungan kayu agar kembali kuat.

Tubi merasa rakit reyot miliknya masih dibutuhkan. "Kadang-kadang orang kalau muter itu kecapean," kata Tubi.

Menurut Tubi, dia bukanlah satu-satunya penarik rakit di Jakarta. Di lokasi lain masih ditemui, meski tidak banyak.

"Rakit masih ada itu di Kapuk, Pesing, ada juga di Pesakih," kata Tubi. (aik/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads