Seluruh permukaan kolam purba seluas 375 x 175 meter sedalam 2,88 meter di Desa/Kecamatan Trowulan ini tertutup sampah dan tanaman liar. Sampah anorganik berupa kemasan minuman, bungkus rokok dan makanan bertebaran di permukaan air kolam. Sementara tanaman liar menutupi permukaan air dengan ketebalan mencapai 50 cm.
Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim Sudaryanto mengatakan, menumpuknya sampah di Kolam Segaran terjadi sejak tiga bulan yang lalu. Menurut dia, kontaminasi tanaman liar berupa ganggang, eceng gondok dan rumput masuk melalui parit di sisi selatan kolam.
"Kalau sampah bungkus makanan dan minuman itu kemungkinan besar dari para pemancing di malam hari. Karena setiap pagi sampai sore ada juru pelihara kami yang memantau," kata Sudaryanto kepada detikcom di lokasi, Rabu (2/8/2017).
![]() |
Menurut dia, keberadaan tanaman liar itu jika dibiarkan akan merusak struktur bata merah kolam. Ketebalan struktur tersebut mencapai 1,6 meter. Selain itu, tertutupnya permukaan air oleh tanaman dan sampah membuat ekosistem kolam terganggu lantaran cahaya matahari tak bisa menembusnya.
"Akar tanaman ini cukup halus bisa tumbuh di sela-sela struktur kolam, kalau dibiarkan akan merusak struktur," ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Sudaryanto, sejak pagi tadi pihaknya menerjunkan 50 juru pelihara untuk membersihkan sampah di Kolam Segaran. Pembersihan dilakukan secara manual dengan cara menyeret tanaman liar dan sampah ke tepi kolam. Di atas kolam ada petugas yang mengangkat sampah dari dalam kolam. Sampah itu kemudian ditumpuk di cekungan pada sisi barat Kolam Segaran.
"Kami tumpuk di sini perkiraan dalam waktu seminggu akan membusuk dan menjadi tanah," terangnya.
![]() |
Tebalnya tanaman liar dan sampah yang menimbun Kolam Segaran, kata Sudaryanto, butuh waktu lama untuk membersihkannya. "Perkiraan butuh waktu satu minggu untuk membersihkan semuanya," tandasnya.
Kolam Segaran yang teruruk tanah, pertama kali ditemukan tahun 1926. Kolam purba peninggalan Majapahit ini dipugar selama 10 tahun mulai tahun 1974. Fungsi kolam raksasa ini belum diketahui secara pasti.
Hanya saja, masyarakat sekitar menyebutnya sebagai tempat rekreasi raja dan keluarganya, serta untuk menjamu tamu. Namun, adanya saluran air yang keluar dan masuk ke kolam ini, diduga pada zaman Majapahit berfungsi sebagai waduk. (fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini