CIA Hentikan Program Pelatihan untuk Pemberontak Suriah

CIA Hentikan Program Pelatihan untuk Pemberontak Suriah

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 20 Jul 2017 13:03 WIB
Ilustrasi (AFP Photo/SAUL LOEB)
Washington DC - Badan Intelijen Amerika Serikat (AS), CIA, telah menghentikan program dukungan bagi kelompok pemberontak Suriah yang bertempur melawan rezim Presiden Bashar al-Assad. Keputusan penghentian dukungan untuk pemberontak Suriah itu diambil oleh Presiden AS Donald Trump langsung.

Dilaporkan media ternama AS, The Washington Post, seperti dilansir AFP, Kamis (20/7/2017), operasi rahasia CIA yang terdiri atas mempersenjatai dan melatih pemberontak Suriah ini memiliki dampak terbatas. Khususnya setelah pasukan militer Rusia ikut mendukung rezim Assad sejak tahun 2015.

Program rahasia CIA ini sudah berjalan selama empat tahun, tepatnya sejak tahun 2013, saat Presiden AS saat itu, Barack Obama, memberikan persetujuannya. Ribuan petempur anti-Assad dilatih dan dipersenjatai oleh AS selama beberapa tahun terakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Program ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintahan Obama yang berniat menekan Assad agar mengundurkan diri. Namun di bawah pemerintahan Trump, tujuan utama AS untuk melengserkan Assad telah bergeser.

Dituturkan sejumlah pejabat AS seperti dikutip The Washington Post, bahwa keputusan penghentian program CIA ini diambil Trump sekitar sebulan lalu. Tepatnya, setelah menggelar rapat Ruang Oval dengan Direktur CIA Mike Pompeo dan Penasihat Keamanan Nasional HR McMaster. Gedung Putih dan CIA enggan mengomentari laporan The Washington Post ini.

Penghentian program CIA ini, menurut beberapa pejabat AS, menunjukkan kepentingan pemerintahan Trump dalam mencari cara untuk bekerja sama dengan Rusia. Beberapa menyebutnya sebagai 'pengakuan' atas minimnya tekad dan keinginan pemerintahan Trump untuk melengserkan Assad.


Para pejabat AS, seperti dikutip The Washington Post, menyebut penghentian program CIA ini merupakan hal yang diharapkan Rusia, sekutu dekat rezim Assad. Sejumlah pejabat dan mantan pejabat AS yang mendukung program ini menyebut keputusan Trump sebagai 'penyerahan diri'.

"Ini adalah keputusan yang sangat penting. (Presiden Rusia Vladimir) Putin menang di Suriah," sebut seorang pejabat AS yang enggan disebut identitasnya.

Dengan diakhirinya program CIA ini, keterlibatan AS dalam konflik Suriah tinggal operasi serangan udara terhadap posisi-posisi kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). AS juga masih menjalankan program 'train-and-equip', yang dikelola Pentagon, terhadap pasukan Kurdi di Suriah dalam melawan ISIS di Raqqa dan sekitarnya.


Sementara itu, strategi jangka panjang pemerintahan Trump di Suriah tampaknya fokus pada perundingan kesepakatan gencatan senjata di antara pemberontak yang didukung AS, pemerintah Suriah dan Rusia. Saat pertemuan KTT G20 digelar di Jerman, 7 Juli lalu, pemerintah AS dan Rusia menyepakati gencatan senjata di Suriah bagian barat daya. Diindikasikan perundingan gencatan senjata lainnya tengah berlangsung.

(nvc/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads