Markami diketahui, hendak pulang ke rumahnya usai mengunjungi putra dan suaminya yang bekerja di Pulau Bali. Markami saat itu bersama putrinya, Maria Yustina Eni dan suami serta dua anak Eni.
tidak sendiri saat perjalanan pulang ke Malang. korban bersama satu putrinya, menantu, serta cucu. Selama menumpang bus Medali Mas nopol N 7130 UA tujuan Denpasar-Malang, korban tidak sendiri, melainkan bersama lima saudara, termasuk Eni, putri sulung korban juga meninggal dalam kecelakaan itu.
"Budhe (Markami,red) bersama lima orang pulang ke Malang. Anak Markami yakni Eni (Meninggal), suami dan dua anaknya," terang Utami, keponakan korban kepada wartawan di rumah duka, Jumat (14/7/2017).
Menurut Utami, korban sejak liburan sekolah sudah berada di Bali. Karena dari enam anaknya, lima orang tinggal di Pulau Dewata. Bahkan, Sukatman, suaminya turut tinggal bersama anak cucunya di Bali. "Yang di sini (Malang), Budhe sama satu anak dan cucu. Sejak ditinggal ke Bali, rumah kosong," jelas Utami.
![]() |
Ditambahkan Utami, kepulangan Markami turut membawa Nasya, cucu korban yang sekolah di Kota Malang. "Nasya naik kelas dua SD. Budhe pulang bersama dia juga," terang Utami.
Sementara itu rumah duka Markami banyak didatangi kerabat serta warga sekitar. Salah satunya teman sekolah Eni, Teresia. Warga Jalan Karya Timur Gang I, Kecamatan Blimbing, Eni akan melakukan reuni dengan teman-temannya.
"Kami ada rencana reuni, siang ini. Tapi Eni tidak bilang kalau mau hadir," ujar Teresia seraya tak hentinya menangis.
Teresia mengaku, bahwa Eni bersama dirinya merupakan alumnus SMK Prajnaparamita, Kota Malang. Selama ini, jarang sekali bertemu, lantaran Eni bersuami orang Bali dan menetap disana.
"Kami sekolah SMIP, ini mau reuni nanti. Tapi Eni tidak bilang kalau mau datang. Mungkin mau kasih kejutan," urainya.
Tetapi siapa sangka, Eni justru mengalami musibah sebelum bertemu teman-teman sekolahnya dulu. Suasana haru menyelimuti rumah duka, kerabat dan warga banyak berdatangan sejak mendengar musibah yang menimpa keluarga Markami. (fat/fat)