Ketum Partai NasDem Surya Paloh heran mengapa anggapan capres tunggal itu baru muncul sekarang. Padahal pemilu-pemilu sebelumnya menggunakan presidential threshold 20 persen dan selalu ada lebih dari satu capres.
"Kenapa kecurigaannya baru sekarang? Kenapa dua kali pemilu sebelumnya tidak ada curiga? Atau kita mengedepankan kecurigaan? Saya pikir ini peringatan juga bagi kita. Itu tandanya kita semakin maju atau semakin mundur, jawab sendiri," kata Surya Paloh di Akademi Bela Negara, Jl Pancoran Timur II No 2A, Jakarta Selatan, Kamis (13/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Surya Paloh, pemilu sebelumnya yang menggunakan presidential threshold 20 persen bisa berjalan sukses. Menurutnya, hal itu harus dipertahankan.
"Kita pertahankan. Hal apa yang terlalu krusial sehingga harus kita ubah?" ucapnya.
Dia meminta perdebatan soal presidential threshold tidak terlalu lama. Surya Paloh berharap segera ada kesepakatan di RUU Pemilu.
"Utamakan musyawarah dan mufakat, kalau tidak tercapai, ya gunakanlah suara terbanyak," ujar Surya Paloh. (imk/elz)