Seperti dilansir CNN, Senin (10/7/2017), Qatar mengumumkan pembentukan komisi khusus tersebut pada Minggu (9/7) waktu setempat. Melalui komisi itu, nantinya setiap individu maupun perusahaan bisa mengajukan klaim atas setiap kerugian yang dialaminya akibat blokade negara-negara Arab.
Disampaikan Kementerian Kehakiman Qatar dalam pernyataannya, komisi khusus itu akan membantu secara legal dalam mewujudkan klaim kerugian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan individu dan beberapa perusahaan bisnis mengalami dampak merugikan, sejak Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir serentak memutuskan hubungan diplomatik dan menutup seluruh jaringan transportasi dengan Qatar pada awal Juni lalu.
Keempat negara itu menuding Qatar memicu destabilisasi kawasan Timur Tengah dengan mendanai terorisme dan mendukung agenda Iran, musuh Saudi cs. Tudingan itu telah dibantah mentah-mentah oleh Qatar.
Pembentukan komisi kompensasi ini diungkapkan sekitar sehari sebelum Menteri Luar Negeri Amerika Serika (AS) tiba di Kuwait, untuk membahas solusi krisis Qatar. Kuwait selama ini bertindak sebagai penengah dalam perselisihan antara Qatar dangan negara-negara Teluk Arab ini.
Qatar dilaporkan telah mengambil beberapa langkah untuk menjaga perekonomiannya tetap berjalan. Kepada CNNMoney, Menteri Keuangan Qatar, Ali Sharif Al Emadi, menyatakan negaranya cukup kuat untuk kembali ke perekonomian global. Qatar, sebut Emadi, berencana meningkatkan produksi gas alam -- merupakan salah satu tonggak perekonomiannya -- menjadi 20 persen.
Pekan lalu, Qatar menolak untuk memenuhi 13 tuntutan Saudi cs untuk menyelesaikan krisis. Negara-negara Teluk Arab menyebut penolakan Qatar itu "menunjukkan niatnya untuk melanjutkan kebijakannya, yang bertujuan untuk mendestabilisasi keamanan di wilayah." Saudi cs mengancam akan mengeluarkan kebijakan politik dan ekonomi baru terhadap kerajaan kecil di Teluk ini, tanpa menjelaskannya secara detail.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini