Pesanan makanan itu mulai berdatangan pada Senin (3/7). Saat itu pertama kalinya, para driver Go-Food mendatangi kantor Julianto untuk mengantarkan pesanan yang diketahui merupakan order fiktif.
"Kalau hari pertamanya sih mas Julianto masih bayar sendiri. Untuk hari kedua, kita kolekan patungan bayar kan kasihan juga itu pesenan kan ditalangin dulu sama drivernya," ujar salah satu teman sekantor Julianto saat ditemui di kantor Danamon Matraman, Jumat (7/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesanan di Restoran Sate Khas Senayan dan BANG!Martabak Salemba itu dipesan pada Selasa (4/7). Menu makanan yang dipesan di BANG!Martabak adalah dua buah Classic Telor Kepiting dengan total pembayaran seharga Rp 200.000. Sementara, menu makanan yang dipesan di Sate Khas Senayan adalah dua jus durian dan dua sate ayam bumbu Blora dengan total Rp 226.600.
![]() |
Ada juga pesanan empat nasi langgi ayam box yang juga dipesan pada Selasa (4/7). Pesanan itu bertuliskan Ibu Julianto yang dipesan sekitar pukul 13.8 WIB.
Selain itu, ada juga pesanan makanan di restoran Jepang di Ruko Tebet. Menu yang dipesan empat set yakiniku dan empat upgrade beef yakiniku seharga total Rp 191.000.
Kemudian ada juga nota dengan pesanan empat soto daging, empat teh manis dan empat emping. Hanya saja untuk pesanan ini tidak diketahui restoran dan pada tanggal berapa dipesan.
Julianto mengatakan teror pesanan itu kembali berdatangan pada Selasa (4/7) hingga Rabu (5/7). Tagihan tak hanya datang ke rumahnya tapi juga ke kantornya di Bank Danamon Matraman.
Dia dan teman-temannya telah menolak beberapa kali pesanan Go-Food yang diantar ke tempat dia bekerja. Namun, di tengah penolakan Go-Food itu, datanglah orang yang membawa pesanan barang elektronik, yakni kulkas dan TV, atas nama dirinya.
"Teman-teman kantor sudah coba hadang, sama satpam juga kita minta bantuan, makanya ada penolakan Go-Food itu. Nah, tiba-tiba Go-Box datang bawa elektronik lengkap," kata Julianto.
Baca juga: Julianto Sempat Bayar Orderan Go-Food Fiktif |
Bahkan Julianto melaporkan kejadian ini ke kantor Go-Jek untuk menutup akunnya. Tapi proses penutupan akun tersebut memakan waktu lama.
"Sampai saya mohon-mohon (ke Go-Jek) supaya orderan ke Danamon dihentikan," ujar Julianto.
Tapi finansial Julianto ada batasnya. Orderan palsu masih terus berdatangan. Julianto akhirnya menyerah. Orderan fiktif itu pun dia tolak tanpa mau membayarnya.
"Nah, mulai dari situ driver Go-Jek nggak terima dan di-share ke grup FB ojek online soal tolakan bayar order sampai-sampai dikirim juga ke rumah sampai hari Kamis," jelasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini