Alat sederhana ini mampu menurunkan ph dan turbiditas dari air limbah rumah tangga. Penciptaan alat ini dilatar belakangi semakin tingginya tingkat limbah di sungai–sungai Indonesia yang mencapai 70-75 %.
Adalah empat mahasiswa ini yang memberikan solusi atas permasalahan tersebut. Mereka adalah Siska Rahmadani, Ayu Khurotul Aini Amalia, Dwi Laksana Aji Putra dan Yayang Saputra. Fungsi alat ini adalah menyaring air limbah rumah tangga khususnya untuk rumah bertingkat.
"Alat ini tercipta berawal dari keprihatinan kami terhadap air limbah rumah tangga yang langsung dibuang begitu saja tanpa adanya treatment terlebih dahulu. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya rumah bertingkat," ujar Siska dalam siaran pers yang diterima detikcom, Kamis (6/7/2017).
Siska mengatakan, pada awalnya limbah bukan masalah yang besar, namun akibat pertumbuhan penduduk yang pesat maka terjadilah peningkatan limbah cair rumah tangga. Limbah tersebut sama sekali tak tersaring sehingga mengotori sungai.
ZUGOS terdiri dari kotak penampungan yang berisi serbuk biji kelor. Kotak ini sendiri adalah filter pertama dalam penyaringan. Setelah kotak terdapat pipa yang didesain secara zig-zag, di dalam pipa terdapat filter pasir, zeolit, arang, dan ijuk. Kemiringan dari pipa zig-zag ± 30° dengan panjang 2 meter.
Pipa berisikan filter secara penuh tanpa menyisakan rongga, kecuali pada tiap sambungannya. Alat ini bisa menggunakan pipa berdiameter 3 inchi.
"Dari media filter air tersebut kami menggunakan inovasi serbuk biji kelor, yang mana serbuk biji kelor sendiri belum banyak di manfaatkan di Indonesia. Maka dari itu, kami memilih serbuk biji kelor karena mengandung zat-zat yang dapat menurunkan pH serta dapat menurunkan tingkat kekeruhan (turbiditas)," lanjut Siska.
Ke depannya, Siska dan timnya berharap bisa mengembangkan alat ini agar lebih baik lagi dalam pengolahan air limbah menjadi air bersih. (iwd/fat)