"Ya saya sih setuju, saya yang termasuk setuju sejak awal dana parpol ini harus ada kenaikan dan kenaikannya dan harusnya itu harusnya signifikan. Saya sih mendorong harusnya bisa Rp 5.000 per suara bukan Rp 1.000," ujar Fadli di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sekarang kembali lagi ke Rp 1.000 itu tidak kenaikan. Sebaiknya Rp 5.000 kalau bisa Rp 10.000. Karena itu kan bagian untuk pendidikan demokrasi kita," kata dia.
Menurut Fadli kondisi keuangan Indonesia saat ini masih bisa menaikan dana parpol hingga Rp 5.000. Hal tersebut pernah disampaikannya ke Presiden Joko Widodo.
"Mungkin (kondisi keuangan menaikan lebih dari Rp 1.000). Saya pernah sampaikan ini tahun lalu ke presiden itu Rp 5-6 triliun dari total Rp 2.100 trilun. Saya rasa itu sangat wajar karena parpol juga bagian dari demokrasi politik kita. Masih banyak juga anggaran lain yang mungkin perlu diefisiensikan," tuturnya.
Ia bahkan membandingkan Indonesia dengan Meksiko. Di Meksiko, dana bantuan partai politik bisa sampai 200 juta dolar.
"Sudah pasti tidak akan korupsi dong dana itu kan dipakai untuk partai politik untuk membiayai kegiatan sehari-hari dan ini bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara lain. Di Meksiko saja pengaturannya 200 juta dolar pertahun. 100 juta dolar untuk kampanye," kata Fadli.
"200 juta dolar itu dibagi 30 % dibagi rata sama semua partai yang terwakili di parlemen, baru 70%-nya proporsional. Jadi biaya listrik, sekretariat kan butuh biaya sehingga ini harus dipikirkan jangan hal stategis ini tidak dimasukan termasuk pendidikan kader," tutupnya.
![]() |
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini