Anto mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang bisa menerima pesan yang sampaikan lewat film tersebut. Namun, dia mengaku mengerti ada pihak-pihak yang tida terpuaskan.
"Saya mengerti mungkin ada pihak-pihak yang kurang bisa terpuaskan, tersentil atau dengan kata lain pesan yang ingin saya sampaikan tidak sampai kepada pihak-pihak tersebut, saya mohon maaf. Sekali lagi saya mohon maaf jika film ini tidak bisa memuaskan semua pihak," kata Anto dalam penjelasannya yang diperoleh detikcom dari Brigjen Rikwanto, Rabu (28/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui karyanya itu, Anto mengaku mencoba menggambarkan Islam itu lembut dan toleransi sesuai dengan tema 'Unity in Diversity' yang diangkat panitia.
"Mengenai salah satu watak yang diperankan si mbah, tokoh dalam film saya itu adalah gambaran dari sifat manusia bahwa di kelompok-kelompok tertentu, tidak hanya Islam, masih ada orang yang kolot seperti itu. Selalu saja ada oknum, di gambarkan oleh si mbah seperti itu, tapi kemudian disadarkan oleh warga yang lain dan polisi yang sedang berjaga di situ. Kita adalah pengingat bagi yang lain," kata Anto.
Di film itu kata Anto pada akhirnya ambulans diberikan jalan dan tidak ada satupun massa pengajian yang menolak ambulans tersebut lewat, bahkan tokoh si Mbah akhirnya sadar dan ikut membantu ambulans itu lewat.
"Saya ingin menggambarkan bahwa Islam itu toleransi, jadi saya berharap penonton jangan terfokus pada tokoh si mbah, jangan hanya nonton sebagian," ujarnya.
Menurut Anto bangunan sebuah film harus diciptakan sebuah kasus dan penyelesaiannya. Penyelesaian kasus dari film ini, menurutnya, ada kebahagiaan dari rasa toleransi yang ada.
"Si mbah adalah contoh oknum Islam yang nggak bener dan warga yang lain adalah contoh Islam yang benar menurut saya, si mbah di sini mewakili kata sifat bahwa manusia itu beraneka macam sifatnya. Jagad pewayangan adalah potret dari kita, bahwa manusia itu ada yang bersifat seperti Bima, Arjuna, Duryudana, Rahwana, Rama, Sengkuni dan lain-lain," ujarnya. (idh/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini