"Mari kita uraikan faktanya secara gamblang: Otto Warmbier, seorang warga negara Amerika, dibunuh oleh rezim Kim Jong-Un," tegas Senator John McCain dari Partai Republik, yang mewakili negara bagian Arizona, dalam pernyataannya seperti dilansir CNN dan media AS lainnya, Washington Examiner, Selasa (20/6/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Amerika Serikat tidak bisa dan tidak seharusnya menoleransi pembunuhan warganya oleh kekuatan keji," ucap McCain, yang pernah menjadi calon presiden (capres) Partai Republik tahun 2008 dan kalah dari Barack Obama dari Partai Demokrat.
Dalam pernyataannya, McCain juga menyampaikan belasungkawa untuk keluarga Warmbier. "Saya merasa sedih saat mengetahui kematian Otto Warmbier hari ini, setelah penyiksaan dan penahanan yang tidak adil di Korea Utara. Saya mengirimkan belasungkawa mendalam saya untuk keluarga dan teman-teman Otto saat mereka berduka atas kehilangan tragis ini," tutur McCain, yang pernah menjadi tahanan perang di Vietnam ini.
Warmbier yang berusia 22 tahun, meninggal dunia pada Senin (19/6) waktu setempat, atau 6 hari setelah dibebaskan Korut dalam keadaan koma. Penyebab koma Warmbier tidak diketahui secara jelas.
Warmbier divonis 15 tahun kerja paksa setelah dituding mencuri slogan propaganda dari hotel tempatnya menginap di Korut, awal tahun lalu. Namun belakangan diketahui bahwa sesaat setelah divonis, atau tepatnya sejak Maret 2016, Warmbier jatuh koma.
Dalam penjelasannya, Korut menyebut Warmbier mengalami botulisme, keracunan makanan yang dipicu bakteri clostridium botulinum. Namun tim dokter menyangkalnya, dengan menegaskan bahwa hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada gejala botulisme dalam sistem tubuh Warmbier. Otoritas AS meminta Korut untuk menjelaskan hal itu secara transparan.
Selain McCain, Senator AS lainnya, Marco Rubio dari Partai Republik yang mewakili negara bagian Florida, juga memberikan pernyataan keras terkait kematian Warmbier. "Otto Warmbier seharusnya tidak pernah dipenjara karena mencopot slogan bodoh. Dan dia tidak seharusnya dibunuh karena tindakan itu," kritiknya.
(nvc/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini