WNI di Suriah Ungkap Kebohongan ISIS, BNPT: Memang Itu Kebenarannya

WNI di Suriah Ungkap Kebohongan ISIS, BNPT: Memang Itu Kebenarannya

Audrey Santoso - detikNews
Minggu, 18 Jun 2017 09:44 WIB
Suhardi Alius/Foto: Bagus Prihantoro Nugroho/detikcom
Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius meminta pengakuan WNI yang merasa dibohongi kelompok radikal Islamiq State of Syria and Iraq (ISIS) disebarluaskan.

Dia ingin masyarakat Indonesia menyadari bahwa selama ini ISIS hanya memperdaya dan memanfaatkan WNI yang bergabung dengan mereka.

Baca Juga: Pesan dari WNI di Suriah yang Ungkap Kebohongan ISIS

"Viralkan! Saya minta media memviralkan pemberitaan tersebut karena kita melihat itu kan ternyata betul bahwa motivasi orang berangkat itu ada juga yang karena kesejahteraan, mereka mau hidup tenang, biaya hidup murah, kemudian kerjaan mudah, ternyata kan dibohongi juga," kata Suhardi kepada detikcom melalui sambungan telepon, Jumat (16/6/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Suhardi, WNI yang bergabung di ISIS adalah korban propaganda palsu tentang hidup sejahtera dan berdasar kekhilafahan yang dilakukan kelompok radikal itu melalui internet. Ia prihatin karena banyak WNI yang akhirnya gigit jari saat berada di tengah kelompok ISIS.

"Ngapain di sana, di sini (Indonesia, red) sudah bagus kok. Intinya motivasinya ada dua, masalah kesejahteraan, yang kedua ideologi yang mereka yakini mau hidup di sana lebih islami ternyata di sana yang didapatkan melihat penyiksaan, kekerasan sehari-hari," tutur Suhardi.

"Kita melihatnya dari sisi masih banyak warga kita yang menjadi korban pemberitaan di media sosial ISIS yang tidak benar," sambung Suhardi.

Suhardi memberi contoh satu kisah WNI yang diiming-imingi pekerjaan sebagai pengemudi tank oleh ISIS jika bersedia hijrah ke lokasi konflik. Ternyata, WNI tersebut mengangur sesampainya di wilayah kekuasaan ISIS.

"Ada yang dari Malang, dijanjikan jadi supir tank di sana ternyata tidak benar. Masyarakat kita itu jadi sasaran-sasaran (tipu daya, red) seperti itu," ungkap Suhardi.

Jenderal bintang tiga ini mengingatkan masyarakat agar tidak mudah termakan janji-janji surga ISIS semisal disuruh menjual seluruh harta benda di Indonesia sebagai modal hijrah dan biaya perjalanan akan diganti setibanya di wilayah ISIS. Karena mencari kesejahteraan di daerah yang sedang berkonflik, sukar.

"Jangan sembarangan menerima janji-janji seperti itu. Nanti sudah jual semua hartanya di sini, katanya sampai sana mau di reimburse, mana direimburse, di sana saja tidak ada pekerjaan," ujar Suhardi.

"Daerah konflik, daerah pertempuran kok bisa-bisanya bilang ada gaji besar, nanti sejahtera," imbuh Suhardi.

Masih kata Suhardi, keluar dari perangkap ISIS bukanlah hal yang mudah. Ia mengambil gambaran 16 WNI yang menerima tawaran untuk bergabung dan nasibnya kini berakhir menderita

"Kalau sudah masuk dalam perangkap seperti itu kan susah keluarnya lagi, seperti yang sekarang ini 16 orang itu, ternyata mereka menderita. Kasihan, yang keluar baru perempuan-perempuan, yang laki-laki itu nggak ta hu kita nasibnya, kan ditahan," tutur Suhardi.

"Ayo diajak berfikir secara logika," pungkas dia. (aud/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads