Pesawat NAM Air dari Kupang seharusnya mendarat di Waingapu pada 14.45 WITA. Namun, pesawat baru bisa mendarat sekitar pukul 15.15 WITA pada Sabtu (10/6) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Sihombing, belalang terlihat bertumpuk di landasan dan terbang mengelilingi bandara UMK dan terus berputar dalam waktu yang cukup lama. Akibatnya, kedatangan pesawat tertunda 30 menit.
Salah satu staf BMKG Waingapu, Nelson Butar Butar melihat peristiwa itu ketika sedang bertugas. Dia menuturkan mobil patroli bendara terlihat mengelilingi landasan dan sirene yang ada di bandara pun dibunyikan.
"Kalau yang saya liat, mobil patroli bandara berjalan keliling landasan bandara, mungkin mau memantau atau mengusir belalang. Juga sirene bandara terdengar dibunyikan berulang ulang," ujarnya.
Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Kristen Wira Wacana, Mariana Silvana Moy yang juga menyaksikan serbuan belalang kembara tersebut, mengatakan ledakan populasi hewan ini diperkirakan akibat kemarau panjang. Predator alami belalang kembara mati karena tidak tahan panas sehingga populasi belalang kembara melonjak.
"Kemungkinan karena kemarau panjang sehingga predatornya tidak tahan dan populasinya berkurang," ucap Yane saat dihubungi detikcom terpisah. (imk/imk)











































