Dosen Program Studi Agroteknologi Universitas Kristen Wira Wacana, Mariana Silvana Moy menyaksikan serbuan belalang kembara tersebut. Perempuan yang akrab disapa Yane ini mengatakan belum ada penelitian soal spesies persis dari belalang kembara di Sumba Timur. Pada umumnya, belalang kembara di Asia spesiesnya adalah Locusta migratoria manilensis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemungkinan karena kemarau panjang sehingga predatornya tidak tahan dan populasinya berkurang," ucap Yane saat dihubungi detikcom, Minggu (11/6/2017).
Predator alami belalang kembara bervariasi, tergantung fase hidup pada belalang kembara itu sendiri. "Musuh alaminya ada jamur, semut juga. Penelitian soal musuh alami belalang kembara ini juga masih terbatas," imbuh Yane.
Kemarin, Yane melihat belalang kembara datang dari Kawangu yang ada di sisi timur Waingapu. Mereka mengarah ke dalam kota.
"Mereka dari daerah Kawangu lalu migrasi ke bandara karena ada angin timur," ucapnya.
Belalang kembara umum ditemukan di Sumba Timur, namun biasanya tidak dalam populasi besar dan baru kali ini 'menyerbu' bandara. Belalang kembara biasanya makan rumput-rumputan sehingga menjadi hama bagi tanaman milik warga.
Yane mengatakan di Sumba Timur, belalang kembara memakan rumput, jagung, padi, hingga bambu. Rumput yang sudah dimakan oleh belalang kembara juga tidak bisa digunakan lagi untuk pakan ternak.
Belalang kembara adalah hewan yang aktif di siang hari. Pada Sabtu (10/6) kemarin, ribuan belalang kembara memenuhi landasan Bandara Umbu Mehang Kunda sehingga penerbangan sempat terganggu.
(imk/erd)











































