ITS Wakili Indonesia di Ajang Drivers' World Championship London

ITS Wakili Indonesia di Ajang Drivers' World Championship London

Fatichatun Nadhiroh - detikNews
Selasa, 30 Mei 2017 13:34 WIB
Foto: Istimewa
Surabaya - Dua tim mahasiswa mewakili Indonesia dan bersaing dengan Amerika dan Eropa dalam kejuaraan dunia Shell Eco-marathon (SEM) "Drivers World Championship" (DWC) 2017 yang digelar di London, Inggris 25-28 Mei.

Mereka tim dari mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.

Keberhasilan ini menjadi catatan panjang keberhasilan Indonesia mewakili Asia di ajang DWC. Tim-tim Indonesia ikut berkompetisi dalam SEM Asia sejak tahun pertama penyelenggaraannya pada 2010 di Sepang International Circuit, Malaysia hingga SEM Asia 2017 di Singapura.

Selama 8 tahun penyelenggaraan SEM Asia, tim-tim Indonesia telah berhasil meraih berbagai prestasi pada kedua kategori mobil dan berbagai sub-kategori sumber energi serta menorehkan rekor-rekor capaian terhemat.

Kali ini, langkah dua tim terhenti karena faktor cuaca saat adu balap antara mobil-mobil hemat energi terbaik dari seluruh dunia.

Kualifikasi pertama, inspeksi rinci terhadap 12 aspek teknis kendaraan diselesaikan kedua tim Indonesia itu dengan mulus. Kemudian mereka juga lolos dalam kualifikasi Dynamic Brake Test. Peserta harus melalui tahap uji dengan memacu kendaraannya hingga kecepatan maksimal 50 km/jam dan harus dapat dihentikan dalam jarak 20 meter.

Memasuki tahap qualifying lap yang prosesnya sama seperti qualifying lap balap mobil/motor, kendaraan tim satu persatu dihitung catatan waktu terbaiknya dalam satu lap untuk menentukan urutan race.

Dalam tahap ini, kedua tim Indonesia telah mengerahkan upaya terbaiknya meski tidak menempati posisi 3 tim tercepat. Namun, posisi ini tak menyurutkan semangat mereka.

"Kami masih penasaran sebelum bisa mengibarkan bendera merah putih di panggung Drivers' World Championship. Kami memiliki keyakinan bahwa kami akan menjadi pemenang, meskipun kami mulai start di urutan paling belakang berdasarkan hasil qualifying laps," ujar Bhima Poetra Perdana, Team Manager ITS Team 2, dalam rilisnya, Selasa (30/5/2017).

"Saya sangat bangga melihat kegigihan, tekad dan semangat tim-tim mahasiswa Indonesia yang luar biasa tinggi," kata President Director & Country Chairman Shell Indonesia, Darwin Silalahi soroti kerja keras dan keseriusan tim mahasiswa Indonesia.

Namun cuaca yang kurang bersahabat telah menghentikan aksi para pengemudi mobil UrbanConcept dari Asia, Amerika dan Eropa untuk membuktikan diri sebagai pengemudi terhandal yang paling efisien dalam berkendara.

Setelah cuaca panas terik mengawali hari-hari DWC, kompetisi ini diguyur dengan hujan lebat, tepat pada saat babak final dimulai di sore hari. Dengan pertimbangan faktor keselamatan para pengemudi, panitia akhirnya memutuskan untuk menghentikan balapan.

Aksi adu balap ini terhenti di lap ke-2 dari 4 lap yang direncanakan. Kendaraan dari 8 tim mahasiswa yang berkompetisi gagal menyelesaikan trek balap Queen Elizabeth Olympic Park yang ikonik di London dengan energi terbatas untuk melalui trek sepanjang 6,7 km dengan variasi ketinggian trek antara 3-12 m.

Panitia akhirnya memutuskan pemilihan pemenang berdasarkan hasil qualifying lap. Untuk DWC 2017, Saint Thomas Academy experimental Vehicle Team Alpha (USA) berhak meraih juara pertama. Selanjutnya, La Joliverie Polytech Nantes (Perancis) dan Knights 3 Alden-Conger High School (USA), menempati posisi kedua dan ketiga.

Kondisi yang tidak menguntungkan disertai hujan lebat ini diakui Norman Koch, Global General Manager for Shell Eco-marathon, sempat membuat para peserta kecewa karena mereka tidak bisa tampil maksimal.

Namun, di sisi lain, kompetisi SEM tahun ini sangat menantang, karena panas di London membuat dampak pada strategi efisiensi bahan bakar yang dilakukan oleh semua tim. Meski gagal meraih hasil terbaik, kedua tim mahasiswa Indonesia tetap bisa tersenyum. Bagi mereka perjuangan untuk mewujudkan mimpi mereka belum terbayar lunas.

"Bisa bersaing hingga ke London, terasa seperti mimpi. Kalau kami tidak mengikuti kualifikasi untuk babak final Drivers' World Championship, mungkin tidak akan pernah bisa berada di sini. Kami sangat berterimakasih kepada Shell atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan kepada kami," ujar Bhima Poetra Perdana, Manager of ITS Team 2.

Selama seminggu berada di London, diakui Bhima telah memberikan beragam pengalaman kepada mereka. Mulai dari mempelajari tim-tim dari Eropa dan Amerika yang menjadi pesaing, membuat jejaring dengan tim-tim dari Eropa dan Amerika, merasakan pengalaman berkompetisi dengan bangsa lain hingga mempelajari bagaimana bangsa lain bekerja.

"Sepulangnya kami dari London, begitu banyak yang dapat kami ceritakan kepada teman-teman dan keluarga di Tanah Air. Kami yakin pengalaman ini juga akan sangat berguna bagi kami ketika nantinya menapaki karir. Ini sungguh merupakan pengalaman sekali seumur hidup,. Kami yakin kami akan kembali lagi ke Final DWC dan menang!" terangnya.

Hal senada dilontarkan Muhammad Ivan Fadhil, Non-Technical Lead dari Bengawan Team (UNS). "Kami bangga bisa membawa nama almamater kami dan nama negara. Selama babak kualifikasi kami jalani, beberapa masalah teknis pada mobil terjadi namun kami dapat mengatasinya dan tetap berpikir tenang. Kami yakin kami dapat meraih yang terbaik. Kami memang kecewa karena tidak keluar sebagai pemenang di Drivers' World Championship, namun kami tetap semangat dan kami yakin akan dapat kembali ke Final DWC di tahun depan!" tegasnya. (fat/fat)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.