Banyak cerita soal indahnya toleransi yang dikisahkan ketua RT 01 Agus Sujana, dan juga tokoh dari Tionghoa, Koh Ahoy (63), yang juga penjaga Vihara Girimetta.
Detikcom berbincang dengan Agus dan Koh Ahoy di sebuah rumah yang menjadi Vihara yang lokasinya berdampingan dengan Masjid Al-Aamanah, Senin (17/4/2017). Vihara itu berusia 71 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin-kemarin ada yang meninggal, saya langsung koordinasikan sampai dimakamkan di Pandu (tempat pemakaman non muslim). Kami tidak melihat latar belakangnya. Yang kami lihat manusianya," terang Agus.
Baca juga: Menengok Sejuknya Kampung Toleransi di Gang Ruhana Bandung
Agus juga mengingat masa kecilnya. Saat lebaran dulu, dua hari sebelum lebaran biasanya ada tradisi bagi-bagi nasi kuning ke tetangga yang Tionghoa.
"Waktu kecil itu ada tradisi bikin nasi kuning, bagi-bagi ke tetangga. Nanti pulangnya malah dikasih kue lagi. Rasanya senang sekali," ungkap Agus.
Koh Ahoy mengamini. Menurutnya, warga di Gang Ruhana ini sudah sangat memahami apa itu toleransi.
"Semua rukun. Saling bantu saling menghargai. Misalnya kegiatan di Vihara ada perayaan Imlek atau hari ulang tahun, mereka bantu-bantu. Sama-sama saling gotong-royong, termasuk Bu RW, Pa RT, sama semuanya tolong menolong," terang Koh Ahoy.
"Da belum pernah atuh masjid dipakai rapat untuk kirab Cap Go Meh. Di sini mah masjid dipakai tempat rapat cap gomeh. Jangan kaget. Sudah biasa. Orang-orang muslim juga ngobrol di sini (Vihara) biasa saja," tambah Koh Ahoy yang fasih dengan logat Sundanya tersebut. (avi/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini