"Ini sering saya sampaikan, narkoba ini ancaman negara dan perang modern dan dilakukan negara luar. Perlu peran TNI, tapi tidak lagi penegakkan hukum, namun perang. Kami sulit kalau penegakan hukum karena harus ada barang bukti," ujar Buwas dalam rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).
Buwas membandingkan cara negara lain untuk memerangi narkotika. Di Kolombia, militer dilibatkan untuk memerangi narkotika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Peran TNI juga bisa dilibatkan untuk mencegah peredaran narkotika di lapas melalui pengunjung. Buwas juga mengusulkan lapas narkotika terpisah dengan lapas lainnya.
"Kami ingin lapas narkotika terpisah dengan lainnya. Di Indonesia ini 70 persen. Kapasitas lebih 300 persen, bagaimana mungkin kita bina dengan baik? Kami usulkan ke Dirjen PAS pengunjung yang bawa makanan, libatkan kekuatan TNI, Polri, kalau perlu satpol PP. Ini perlu," kata Buwas.
Mengenai peredaran narkotika di Indonesia, Buwas tidak menampik adanya jenis narkotika baru yang bakal masuk ke Indonesia. Maka dari itu, ia ingin adanya laboratorium narkotika bertaraf internasional untuk meneliti jenis-jenis narkotika.
"800 narkoba pasti masuk ke Indonesia, pembangunan lab yang bertaraf internasional. Karena kemampuan kita tidak mampu, kita harus kerja sama dengan negara luar," kata Buwas. (dkp/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini