Pengakuan ini ia sampaikan saat memberikan keterangan kepada para anggota Senat, di Manila, hari Senin (06/03).
Arturo Lascanas, demikian nama mantan polisi tersebut, menjelaskan bahwa ia berbohong saat menjawab pertanyaan Senat Oktober lalu tentang pembunuhan di luar proses hukum, yang dikaitkan dengan Presiden Rodrigo Duterte, yang pernah menjadi wali kota Davao.
Oktober silam, Lascanas mengatakan tak punya kaitan dengan 'skuat maut' di Davao saat menjawab pertanyaan Senat.
- Presiden Duterte ancam 'lempar para koruptor dari helikopter'
- Presiden Duterte mengaku pernah membunuh langsung penjahat
"Saya mengkhawatirkan keselamatan orang-orang terdekat saya," kata Lascasnas menjelaskan alasan mengapa ia berbohong. Selain itu, ia mengatakan dirinya diminta oleh polisi untuk 'membantah semua tuduhan' soal keberadaan 'skuat maut'.
Ia mengatakan telah membunuh 300 orang, 200 orang di antaranya ia lakukan saat menjadi anggota 'skuat maut' di Davao. Ia juga membeberkan pembunuhan beberapa lawan politik Duterte, atas 'perintah pengawal pribadi' Duterte.
Lascanas menangis saat memberikan keterangan kepada para wartawan dua pekan lalu. Ia adalah orang kedua yang bersaksi di depan anggota Senat yang tengah menyelidiki kaitan antara Duterte dan 'skuat maut'.
Duterte membantahIa mengatakan mengubah kesaksiaannya karena selama ini merasa 'gelisah dan tersiksa' atas apa yang ia berbuat dan berharap dengan berkata jujur perasaan itu akan hilang.
Ia menambahkan bahwa dirinya ingin jujur karena semangat keagamaan dan ketakutan akan Tuhan.
Para pendukung Duterte menggambarkan klaim ini sebagai upaya untuk mendiskreditkan presiden yang tengah gencar memerangi kejahatan narkoba di Filipina.
Para penentang pemerintah mengatakan ada kemiripan antara kasus pembunuhan misterius di Davao dan yang terjadi di sejumlah tempat di Filipina dalam beberapa waktu terakhir.
Duterte sudah beberapa kali membantah terlibat dalam pembunuhan misterius, baik yang terjadi di Davao dan di tempat-tempat lain di Filipina.
Kepala polisi Filipina, Ronald dela Rosa, yang pernah menjadi kepala polisi Davao, mengatakan 'skuat maut' adalah mitos yang dibuat oleh media.
(nwk/nwk)










































