Nina dianggap serius dan berhasil membina UKM kerajinan di Jatim dengan banyaknya prestasi yang diraih Dekranasda Jatim. Apresiasi diberikan Bintang yang juga isteri Menteri Koperasi dan UKM dalam acara 'Sinergi Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dekranas' di Pendopo Kabupaten Tuban, Sabtu (4/3/2017).
"Atas apresiasi ini, saya menyampaikan terima kasih," ujar Nina yang akrab disapa Budhe Karwo.
Terhadap apresiasi ini, kata Budhe Karwo, terselip juga harapan agar pelaku UKM kerajinan di Jatim lebih meningkatkan produktivitasnya di masa mendatang.
Salah satu keseriusan Dekranasda Jatim adalah pengembangan dari berbagai sisi batik gedog Tuban. Ketersediaan bahan baku, motif, dan ciri khasnya yang unik hingga proses pembuatannya memungkinkan gedog Tuban punya prospek yang cerah untuk dikembangkan.
Di era MEA, batik gedog Tuban bisa menjadi tumpuan harapan di tengah keberlangsungan kain-kain tradisional Indonesia yang tengah menghadapi gempuran kain impor.
Berbagai prestasi diraih Dekranasda Jatim saat dibimbing Budhe Karwo. Prestasi itu di antaranya adalah pada tahun 2011, Jatim mencatatkan kepemilikan corak batik terbanyak di Indonesia dengan jumlah 1.120 corak.
Dekranasda Jatim pernah mencatatkan rekor membuat kipas batik terbesar pada tahun 2012. Prestasi lain adalah penyusunan replika terbesar jembatan batik Suramadu tahun 2013, serta replika ayam batik bekisar tahun 2014.
"Kinerja perekonomian Jatim pada 2016 tumbuh 5,55% atau membaik dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 5,44%. Kemajuan ekonomi Jatim tidak bisa dilepaskan dari peran serta Koperasi dan UMKM yang memberikan andil besar dalam penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan di Jatim," kata Budhe Karwo.
Dengan jumlah UMKM sebanyak 6,8 juta di Jatim, tenaga kerja yang bisa diserap sebanyak 11.117.439 orang. Potensi ini menjadikan Koperasi dan UMKM sebagai kekuatan ekonomi di Jawa Timur dengan Kontribusi UMKM terhadap pembentukan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Jatim yang mencapai 54,98%.
Untuk Koperasi di Jatim, tahun 2016 sebanyak 31.218 unit, dengan koperasi aktif sebanyak 27.508 unit atau 88,16 %. Koperasi wanita (Kopwan) tercatat sebanyak 806, dengan 80 % lebih kopwan di desa yang dinilai berhasil. Sementara itu, untuk yang belum sukses sekitar 14 % dan masih terus dilakukan pembinaan.
"Kami menyadari sampai saat ini masih terdapat beragam permasalahan yang dihadapi para perajin. Diantaranya adalah keterampilan SDM, kapasitas teknologi, dan proses produksi, ketersediaan bahan baku dan bahan pendukung. Selain itu, juga desain dan kemasan, legalitas usaha, dan standarisasi produk, pemasaran dan permodalan," lanjut Budhe Karwo.
Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan sinergitas dari berbagai pihak, yaitu Kementerian Koperasi dan UKM RI, Dekranas, Dekranasda Provinsi Jatim melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Di antaranya, dalam pemberian hibah alat kepada perajin unggulan di masing-masing kab/kota sesuai komoditinya.
Sinergitas juga dilakukan dalam perluasan jaringan pemasaran terutama di tingkat internasional melalui pameran dan gelar potensi daerah di beberapa event nasional dan internasional. Selain fasilitasi pemasaran produk secara offline juga difasilitasi pemasaran secara online melalui program satu juta domain.
"Saya berharap dengan adanya kegiatan sinergitas seperti ini, akan terjadi keberlanjutan program sehingga dapat meningkatkan daya saing kerajinan Jatim. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada peningkatan perekonomian Jatim maupun Nasional," pungkas Budhe Karwo. (iwd/gik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini