"Di mana? Kalau nggak akhir pekan mereka nggak bisa ngurus bos," kata Djarot di lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (1/3/2017).
Djarot mengatakan KJP tidak hanya boleh dibagikan di sekolah namun di tempat lain. Kantor Wali Kota Jakarta Selatan dipilih untuk membagikan KJP karena bisa mengakomodasi banyak orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djarot berharap agar pihak-pihak lain tidak melulu mengakitkan agenda kerjanya dengan Pilkada DKI. Saat ini, dirinya mengaku hanya ingin fokus melayani warga Jakarta dengan cepat.
"Kemudian janganlah kita selalu dihubungkan dengan pilkada, selalu dihubungkan dengan pilkada, tolonglah kita berpikir bagaimana melayani masyarakat dengan cepat, tepat dan akurat. Ini demi kepentingan warga, ada Pilkada nggak ada Pilkada kita tetap seperti ini kok," jelasnya.
Dia pun menyinggung soal sidang pasangannya di kancah Pilgub DKI, cagub Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang harus menjalani sidang terkait kasus dugaan penistaan agama. Menurutnya, meski harus menjadi terdakwa namun Ahok dan dirinya tetap bekerja seperti biasa.
"Jangan dikit-dikit dihubungkan gitu, kok curiga banget sih. Kita saja nggak cengeng Pak Ahok setiap Selasa selalu disidang ya, jadi terdakwa loh, kita juga nggak apa-apa kok," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Wakil Ketua Timses Anies-Sandi, M Taufik menyinggung soal pembagian KJP di Kantor Walikota Jakarta Selatan. Dia mempertanyakan proses pembagian pada akhir pekan.
"Ya ada etikalah, menurut saya, apalagi kemarin itu KJP kan itu dicairkannya dikumpulkan orang hari Minggu. Saya telepon Wali Kota Jakarta Selatan, dia bilang dia nggak tahu menahu, dia bilang itu Bank DKI. Saya kira Bank DKI kan hari Minggu tutup. Jadi aneh-aneh saja yang dilakukan untuk memenangkan dengan berbagai macam cara. Saya kira nggak eloklah cara-cara begitu," ujar Taufik, saat konferensi pers di posko Anies-Sandi, Jalan Cicurug No 6, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2). (nth/imk)











































