Paus Fransiskus Sebut Rohingya Dizalimi karena Keyakinannya

Paus Fransiskus Sebut Rohingya Dizalimi karena Keyakinannya

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 08 Feb 2017 18:50 WIB
Paus Fransiskus (Agencja Gazeta/Slawomir Kaminski/via REUTERS)
Vatican City - Paus Fransiskus melontarkan kritikan terhadap kekejaman yang dialami warga minoritas muslim Rohingya di Myanmar. Paus menyebut Rohingya disiksa dan dibunuh hanya karena ingin hidup menjalani keyakinan muslim mereka.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (8/2/2017), dalam khotbah mingguan di Vatikan, Paus menanggapi laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut tentara dan polisi Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan bergiliran dan membakar desa-desa Rohingya.

"Mereka (Rohingya-red) menderita bertahun-tahun, mereka disiksa, dibunuh hanya karena mereka ingin menjalani budaya dan keyakinan muslim mereka," ujar Paus Fransiskus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: PBB: Tentara Myanmar Bunuh dan Perkosa Warga Rohingya

"Mereka diusir dari Myanmar, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya karena tidak ada yang menginginkan mereka. Tapi mereka orang-orang baik, orang-orang cinta damai. Mereka bukan Kristen. Mereka orang baik. Mereka adalah saudara kita," imbuhnya masih merujuk pada Rohingya.

Di Myanmar yang mayoritas warganya menganut Buddha, warga Rohingya dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Meski bertahun-tahun tinggal di Myanmar, warga Rohingya tidak diakui sebagai warga negara dan dibatasi aksesnya terhadap pekerjaan serta pendidikan.

Dalam laporannya yang dirilis Jumat (3/2) lalu, PBB menyebut praktik kekerasan terhadap Rohingya semakin meningkat sejak militer Myanmar melancarkan operasi memberantas para penyerang pos perbatasan mereka pada Oktober 2016. Dilaporkan 9 polisi Myanmar tewas dalam serangan itu.

Baca juga: Suu Kyi Janji Akan Selidiki Pembunuhan dan Pemerkosaan Rohingya

Operasi dilakukan di negara bagian Rakhine yang banyak ditinggali warga Rohingya. Namun pada praktiknya, berbagai laporan menyebut operasi itu sarat kekerasan terhadap Rohingya. Sedikitnya 69 ribu warga Rohingya memilih melarikan diri ke negara tetangga mereka, Bangladesh.

Menurut PBB dalam laporannya, 220 testimoni warga Rohingya di antaranya menyebut militer Myanmar melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan membakar desa-desa yang ditinggali Rohingya. PBB menyebut tindakan militer Myanmar itu mengarah pada kejahatan kemanusiaan.

Pekan lalu, Komisioner Tinggi PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein menyatakan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah berjanji untuk menyelidiki laporan pembunuhan dan pemerkosaan Rohingya itu.

(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads