Disampaikan juru bicara maskapai Austrian Airlines (AUA), Peter Thier, seperti dilansir AFP, Selasa (31/1/2017), pasangan lanjut usia dan seorang wanita paruh baya tiba dari Isfahan, Teheran, Iran, pada Sabtu (28/1) pagi. Tidak disebut lebih lanjut identitas ketiganya.
Disebutkan Thier, ketiganya transit di Wina dan hendak melanjutkan penerbangan ke AS untuk mengunjungi anggota keluarga mereka. "Namun mereka dikejutkan oleh aturan baru Departemen Keamanan Dalam Negeri ketika tiba di Wina," terang Thier kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Maskapai AUA menawarkan ketiganya untuk terbang kembali ke Iran pada Sabtu (28/1) itu juga, namun ditolak. "Karena mereka berharap bisa diizinkan melanjutkan perjalanan mereka," imbuh Thier.
Namun perundingan antara Kedubes Iran di Wina dengan otoritas AS tidak membuahkan hasil. Akhirnya ketiga warga Iran itu sepakat untuk terbang kembali ke Iran pada Senin (30/1) sore waktu setempat.
"Para penumpang memutuskan untuk tidak lagi menunggu penerbangan sambungan ke AS," ucap Thier.
Baca juga: Tak Bisa ke AS karena Trump, Bocah Yaman: Tidak Semua Orang Teroris
Wina yang merupakan ibu kota Austria memang selama ini menjadi pusat transit bagi warga Iran yang ingin ke AS.
Perintah eksekutif Trump melarang warga dari tujuh negara mayoritas muslim, yakni Irak, Iran, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman untuk masuk ke As selama 90 hari ke depan.
(nvc/fdn)