Isu soal laporan pajak Trump marak dibahas semasa kampanye pilpres tahun lalu. Berbagai pihak berulang kali menyerukan kepada Trump untuk merilis laporan pajaknya secara menyeluruh. Laporan pajak selama ini selalu dirilis kepada publik oleh setiap capres AS. Namun saat itu Trump menolak dengan berbagai alasan, salah satunya dengan menyebut dirinya tengah diaudit.
Baca juga: Trump Akan Digugat Terkait Pembayaran dari Pemerintah Asing
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Respons Gedung Putih adalah dia (Trump-red) tidak akan merilis laporan pengembalian pajaknya. Kami melakukan litigasi terhadap hal ini sepanjang pilpres. Orang-orang tidak peduli," tegas Conway.
"Orang-orang memilihnya dan biar kami perjelas: Kebanyakan warga Amerika sangat fokus pada bagaimana laporan pengembalian pajak mereka saat Presiden Trump menjabat, bukan pada laporan pajaknya (Trump-red). Dan Anda mengetahui dengan baik bahwa Presiden Trump dan keluarganya mematuhi seluruh aturan etika, semua yang perlu dilakukan adalah menjauh dari bisnis dan menjadi presiden secara penuh," jelasnya.
Baca juga: Gedung Putih Bersumpah Melawan Media yang Menyerang Trump
Semasa kampanye pilpres, Trump menjadi kandidat pertama dari partai besar sejak tahun 1972 yang tidak merilis laporan pajaknya. Saat itu Trump menjanjikan akan merilis laporan pajaknya begitu audit selesai dilakukan.
Pada Minggu (22/1) malam waktu setempat, Conway berusaha mengklarifikasi pernyataannya. Dia menegaskan, tidak ada perubahan posisi dari semasa kampanye untuk isu laporan pajak Trump.
"Posisi kami dari kampanye tidak berubah. Dia (Trump-red) masih diaudit dan telah mendapat saran dari para akuntan dan pengacara untuk tidak merilisnya," ucap Conway, tanpa menjelaskan lebih lanjut apakah laporan pajak Trump akan dirilis jika audit selesai.
(nvc/nwk)