Koki di Turki Ditangkap Atas Tudingan Menghina Erdogan

Koki di Turki Ditangkap Atas Tudingan Menghina Erdogan

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 27 Des 2016 17:47 WIB
Recep Tayyip Erdogan (REUTERS/Umit Bektas)
Istanbul - Seorang koki yang bekerja untuk surat kabar oposisi Turki ditangkap atas tudingan penghinaan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Koki ini dilaporkan berkata dirinya tidak bersedia membuatkan secangkir teh untuk Erdogan.

Surat kabar Cumhuriyet yang beraliran anti-Erdogan, telah berulang kali menjadi 'target' otoritas Turki. Sedikitnya 10 penulis dan pejabat eksekutif surat kabar itu ditangkap otoritas Turki, bulan lalu.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (27/12/2016), koki bernama Senol Buran yang juga pengelola kantin di kantornya ditangkap sejak 24 Desember lalu. Penahanan Buran diperintahkan oleh pengadilan kriminal Istanbul.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Insiden yang berujung penangkapan Buran dilaporkan terjadi saat dia berangkat kerja menuju kantor surat kabar Cumhuriyet di pusat Istanbul. Saat itu jalanan ditutup karena Erdogan akan berpidato di area tersebut.

"Saya tidak akan menyajikan secangkir teh pada pria itu," demikian pernyataan Buran dengan nada marah kepada polisi yang mengamankan penutupan jalan di Istanbul saat itu.

Ditegaskan oleh surat kabar Cumhuriyet bahwa Buran menyangkal telah menghina Erdogan. Buran mengakui dirinya hanya mengatakan tidak akan menyajikan secangkir teh untuk Erdogan. Namun hakim pengadilan Istanbul memutuskan, Buran tetap akan ditahan selama kasus ini berproses.

Mantan pemimpin redaksi surat kabar Cumhuriyet, Can Dundar, melarikan diri ke Jerman sejak awal tahun ini saat melawan hukuman penjara yang dijatuhkan pengadilan atas dakwaan mengungkapkan rahasia negara. Dundar kini menjadi target surat perintah penangkapan yang dirilis otoritas Turki.

Para pengkritik sering menuding Erdogan sengaja mengikis kebebasan berbicara, khususnya setelah percobaan kudeta pada 15 Juli lalu. Ribuan kasus penghinaan terhadap Presiden Erdogan tengah diselidiki sebelum percobaan kudeta terjadi. Kemudian kasus-kasus itu dihentikan sebagai solidaritas nasional.

Namun pada Sabtu (24/12), Kementerian Dalam Negeri menyatakan pihaknya tengah menyelidiki 10 ribu orang terkait aktivitas teror dan juga berbagai komentar di media sosial yang dianggap menghina pejabat pemerintahan.

(nvc/nwk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads