13 Langkah Anies-Sandiaga Atasi Macet, Salah Satunya Tak Bangun 6 Tol Dalkot

13 Langkah Anies-Sandiaga Atasi Macet, Salah Satunya Tak Bangun 6 Tol Dalkot

Bisma Alief - detikNews
Jumat, 25 Nov 2016 06:15 WIB
Foto: Ilustrasi oleh : Edi Wahyono/detikcom
Jakarta - Kemacetan menjadi salah satu masalah yang harus dibenahi oleh ketiga pasangan cagub/cawagub DKI. Mereka berlomba untuk memberikan jalan keluar kepada warga DKI dalam mengatasi masalah klasik tersebut.

Salah satunya adalah pasangan nomor urut 3, Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Pasangan yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Gerindra tersebut memiliki 13 langkah mengatasi kemacetan. Dikutip dari Twitter pribadi Anies Baswedan, @aniesbaswedan, salah satu langkah yang mereka tawarkan adalah mempercepat pembangunan tol lingkar luar (JORR) dan tidak membangun 6 ruas tol dalam kota (dalkot).

"Mempercepat pembangunan tol lingkar luar dan tidak membangun 6 ruas tol dalam kota yg akan menambah macet di Jakarta," cuit Anies lewat akun Twitter-nya seperti dilihat detikcom, Jumat (25/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada bulan Februari 2016 meminta agar pembangunan 6 ruas tol dalam kota segera dikerjakan. Ahok mau proyek tol cepat dikerjakan karena, kalau tidak, proyek Pemprov DKI berupa pembangunan jalur Mass Rapid Transit (MRT) akan terganggu.

"Justru saya tidak setuju enam tol dalam kota. Cuma karena sudah terlanjur, mari kita dukung. Tapi ya jangan lama-lama juga dong kamu," kata Ahok saat ditemui di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (22/2) lampau.

"Kalau lama-lama menggantung, kita tidak bisa membangun MRT Timur-Barat," lanjutnya.

(Baca juga: Ahok: Kalau Mau Bangun 6 Ruas Tol, Jangan Kelamaan)

Rencananya sebanyak 6 ruas jalan tol dalam kota Jakarta (69,77 km) akan menghubungkan sejumlah titik di DKI Jakarta, antara lain tahap I, Sunter-Semanan sepanjang 20,23 km (Juli 2018) dan Sunter-Pulogebang sepanjang 9,44 km (Januari 2019). Tahap II, Duri Pulo-Kampung Melayu sepanjang 12,65 km (Januari 2021) dan Kemayoran-Kampung Melayu sepanjang 9,6 km (Januari 2021). Tahap III Ulujami-Tanah Abang sepanjang 8,7 km (Juli 2022) dan Pasar Minggu-Casablanca sepanjang 9,157 km (Juli 2022).

Kembali ke program 13 langkah mengatasi kemacetan dari Anies-Sandi, selain tidak membangun 6 ruas tol dalam kota, ada beberapa langkah lain yang mereka lakukan. Di antaranya adalah menyambungkan seluruh angkutan umum bertrayek dengan tiket terusan dan mempercepat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).

"Menyambungkan seluruh angkutan umum bertrayek dengan tiket terusan. Misalnya sekali jalan masyarakat hanya bayar Rp 5.000, sudah bisa naik TransJakarta, Kopaja, Metromini, dan angkutan umum. Prinsipnya, transportasi terjangkau untuk seluruh warga Jakarta," beber Anies.

"Mempercepat pembangunan MRT dan LRT, menata bangunan di sepanjang jalurnya dengan Transit Oriented Development," tulis Anies disertai tagar #TransportasiB3rsama

Berikut adalah 13 langkah Anies-Sandiaga dalam mengatasi kemacetan Jakarta:

1. Menyambungkan seluruh angkutan umum bertrayek dengan tiket terusan. Misalnya sekali jalan masyarakat hanya bayar Rp 5000, sudah bisa naik TransJakarta, kopaja, metromini, dan angkutan umum. Prinsipnya, transportasi terjangkau untuk seluruh warga Jakarta.
2. Menyediakan sekolah pengemudi angkutan umum agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Menata transportasi tidak hanya dengan membangun infrastruktur, tetapi harus membangun SDA-nya.
3. Berkerja sama dengan PT KAI menata kawasan di sekitar stasiun. Layanan kereta yang baik tidak didukung fasilitas pejalan kaki, pesepeda dan angkutan pengumpan di sekitar stasiun, sehingga belum membuat nyaman pengguna angkutan umum dan warga sekitarnya.
4. Menata dan membina pengemudi angkot dan ojek untuk meningkatkan aspek keselamatan. Saat ini pemprov masih menganggap ojek sebagai angkutan ilegal. Padahal ojek sangat dibutuhkan masyarakat. Perlu ada kebijakan transisi mengatasi kesenjangan ini mengingat 75% kasus kecelakaan lalu lantas melibatkan sepeda motor.
5. Penyediaan fasilitas park and ride yang terjangkau, tertata, dan tersebar luas sepanjang jalur KRL, MRT dan Transjakarta, sehingga meningkatkan minat masyarakat menggunakan angkutan umum.
6. Mendukung kepolisian menerapkan penegakan hukum lalu lintas berbasis elektronik. Petugas kepolisian tidak harus di lapangan, tetapi masyarakat tertib dan taat aturan lalu lintas.
7. Menerapkan jalan berbayar berbasis elektronik (electronic road pricing), yang telah tertunda lama, dan membentuk badan pengawas independen agar dananya bisa dimanfaatkan untuk meningkatan kualitas pelayanan angkutan umum.
8. Mempercepat pembangunan MRT dan LRT, menata bangunan di sepanjang jalurnya dengan sistem Transit Oriented Development (TOD). TOD adalah memaksimalkan angkutan massal yang dilengkapi fasilitas pejalan kaki / sepeda.
9. Meningkatkan tata kelola terminal dan simpul transportasi lain agar memberikan rasa aman dan nyaman masyarakat dalam melakukan perjalanan.
10. Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang ramah iklim tropis serta terintegrasi dengan stasiun KRL & halte Transjakarta.
11. Mendata, menata, dan mengatur angkutan berbasis online, sehingga bersinergi dengan pemerintah mengatasi kemacetan Jakarta. Kehadiran teknologi dalam sistem transportasi tidak terelakkan. Perlu ada aturan adil dan saling menguntungkan bagi kemaslahatan warga Jakarta.
12. Mempercepat proses pembangunan tol lingkar luar dan tidak membangun 6 ruas tol dalam kota yang menambah kemacetan Jakarta.
13. Menyiapkan masterplan transportasi yang lebih manusiawi dan adil untuk warga Jakarta.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads