Snowden Ingatkan Kemenangan Trump Bisa Tingkatkan Spionase AS

Snowden Ingatkan Kemenangan Trump Bisa Tingkatkan Spionase AS

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 16 Nov 2016 15:45 WIB
Edward Snowden (AFP PHOTO/FREDERICK FLORIN)
Buenos Aires - Kemenangan Donald Trump dalam pilpres Amerika Serikat (AS) memicu kekhawatiran peningkatan aktivitas pengumpulan intelijen diam-diam oleh AS. Situasi ini mungkin terjadi karena Partai Demokrat kalah dominasi dari Partai Republik, baik legislatif maupun eksekutif.

Selain presiden terpilih AS yang dinaungi Partai Republik, dominasi House of Representative (HOR) maupun Senat AS untuk empat tahun ke depan juga ada di tangan Partai Republik. Dengan kata lain, sistem pengawasan dan keseimbangan secara demokratis dalam pemerintahan AS ada kemungkinan memudar.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (16/11/2016), hal tersebut dilontarkan mantan kontraktor intelijen AS, Edward Snowden, yang kini tinggal di Moskow, Rusia di bawah kesepakatan suaka usai dia membocorkan informasi rahasia negara pada tahun 2013, yang memicu kemarahan global soal praktik spionase AS. Snowden berbicara via teleconference dalam acara yang digelar sekolah hukum pada Buenos Aires University.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mulai berganti dari pemerintahan terbuka ke otoritarianisme yang terjal, sebuah pemerintahan yang didasarkan tidak pada prinsip pernyataan persetujuan yang diberikan oleh orang-orang yang memahami aktivitas yang dilakukan, tapi lebih didasarkan pada kepercayaan pada kepribadian, kepercayaan pada tuntutan, kepercayaan pada harapan bahwa mereka akan melakukan hal yang benar," terang Snowden.

Baca juga: Media Nasional China Puji 'Pengalaman dan Ideologi' Donald Trump

Usai Snowden membongkar praktik spionase global AS pada tahun 2013, AS bersumpah tidak akan lagi melakukan praktik spionase membabi-buta. Namun Snowden mempertanyakan apakah kebijakan itu akan 'dimodifikasi' oleh pejabat baru di AS.

"Seseorang yang memiliki nilai-nilai yang berbeda dan bisa memerintah dalam kegelapan," sebut Snowden soal 'pejabat baru' itu tanpa menyebut nama.

"Jika pemerintah sungguh-sungguh mendapat kepercayaan kita, karena pemerintahan berjalan untuk beberapa tahun dan diselenggarakan dalam cara yang kita harus dukung, apa yang akan terjadi ketika itu semua berubah?" imbuhnya.

"Ini tantangan yang akan kita hadapi hari ini di Amerika Serikat seelah hasil pilpres terakhir," ucap Snowden.

Baca juga: Tunjuk Stephen Bannon yang Rasis Jadi Penasihat Senior, Donald Trump Dikritik

Pendukung Snowden melihatnya sebagai whistleblower yang dengan berani mengungkap perbuatan keterlaluan pemerintah AS. Namun otoritas AS telah menjeratkan dakwaan spionase terhadap Snowden, karena membocorkan informasi intelijen.

Ditanya apakah kemenangan Trump yang memuji Presiden Rusia Vladimir Putin, akan bisa meningkatkan kemungkinan dirinya diampuni oleh pemerintah AS, Snowden menjawab: "Siapa yang tahu?"

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads