Obama: Donald Trump Akan Mulai Menyadari Kenyataan Saat Menjabat

Obama: Donald Trump Akan Mulai Menyadari Kenyataan Saat Menjabat

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 15 Nov 2016 10:28 WIB
Obama saat menggelar konferensi pers di Gedung Putih (REUTERS/Yuri Gripas)
Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyebut presiden terpilih Donald Trump akan segera menyadari kenyataan. Obama menyebut Trump harus menyesuaikan temperamennya saat dihadapkan pada berbagai kenyataan dalam tugas barunya usai dilantik pada 20 Januari 2017.

Dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dilansir Reuters dan AFP, Selasa (15/11/2016), Obama menyebut Trump yang biasa terbebas dari aturan, tidak akan bisa blak-blakan seperti saat masa kampanye. Konferensi pers ini merupakan pertama kalinya Obama berbicara langsung di hadapan media usai Trump menjadi presiden terpilih AS.

Obama: Donald Trump Akan Mulai Menyadari Kenyataan Saat MenjabatFoto: REUTERS/Jonathan Ernst

Menahan diri dan berhati-hati dalam memilih kata-kata, Obama berusaha memberikan nasihat yang tidak memihak untuk penggantinya. Obama menyebut bahwa mendeportasi jutaan imigran, mencabut kesepakatan pertahanan dengan NATO dan Jepang serta membongkar kembali kesepakatan global pada program nuklir Iran dan juga soal perubahan iklim, bukan hal sederhana seperti menyampaikan retorika keras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlepas dari pengalaman maupun asumsi apapun yang dibawanya ke kantor, kantor ini memiliki cara tersendiri untuk menyadarkan Anda," ucap Obama tanpa menyebut langsung nama Trump.

Baca juga: Jelaskan Agenda sebagai Presiden Terpilih AS, Trump Minta Publik Tak Takut

"Aspek-aspek dalam posisi ataupun predisposisi yang tidak sesuai dengan kenyataan, dia akan segera tersadar karena kenyataan memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan dirinya," imbuhnya.

Baik Obama dan Trump telah bertemu secara empat mata di Ruang Oval Gedung Putih, pekan lalu, untuk memulai masa transisi kekuasaan. Obama menyebut, kurangnya pengalaman dalam dunia politik dan kurangnya muatan intelektual pada diri Trump justru bisa menjadi aset.

Obama: Donald Trump Akan Mulai Menyadari Kenyataan Saat MenjabatFoto: REUTERS/Jonathan Ernst

Menurut Obama, Trump akan memandang persoalan negara secara pragmatis, bukan dari sudut pandangan ideologis. "Saya pikir dia tidak ideologis. Saya berpikir dia akan pragmatis dengan caranya sendiri. Dan itu bisa menguntungkan baginya selama dia dikelilingi orang-orang baik dan memiliki arah yang jelas," sebut Obama.

"Akan ada elemen tertentu dari temperamennya yang tidak akan menguntungkannya, kecuali dia mengakui dan memperbaikinya. Karena saat Anda seorang capres dan Anda mengatakan sesuatu yang tidak akurat atau kontroversial, itu akan memiliki dampak lebih kecil daripada ketika Anda menjadi presiden Amerika Serikat. Semua orang di dunia memperhatikan. Pasar terus bergerak," jelasnya.

Baca juga: Donald Trump Tegaskan Tak Akan Terima Gaji sebagai Presiden AS

Obama juga meminta Trump untuk sungguh-sungguh memberikan sinyal persatuan bagi rakyat AS, seperti yang disampaikan dalam pidato kemenangan 8 November lalu. "Saya terdorong oleh pernyataannya pada malam pilpres soal perlunya persatuan, keinginannya untuk menjadi presiden bagi seluruh rakyat. Saya menekankan kepadanya, lihat, dalam pilpres seperti ini yang penuh kompetisi dan terpecah-belah, bahasa tubuh menjadi penting," ucapnya.

"Sangat penting untuk berusaha mengirimkan sinyal persatuan, dan menjangkau kelompok minoritas atau kaum wanita atau kelompok lain yang khawatir soal arah kampanye. Apakah saya memiliki kekhawatiran? Tentu. Tentu saja, saya punya kekhawatiran. Dia dan saya berbeda dalam banyak hal. Tapi pemerintah federal dan demokrasi kita bukanlah kapal cepat -- tapi sebuah kapal samudera," tandas Obama.

Obama: Donald Trump Akan Mulai Menyadari Kenyataan Saat MenjabatFoto: REUTERS/Jonathan Ernst
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads