Ini Rurik Jutting, Lulusan Cambridge Pembunuh 2 Wanita Indonesia di Hong Kong

Ini Rurik Jutting, Lulusan Cambridge Pembunuh 2 Wanita Indonesia di Hong Kong

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 25 Okt 2016 17:03 WIB
Rurik Jutting dalam foto tahun 2014 setelah dirinya ditangkap (REUTERS/Bobby Yip/File Photo)
London - Sosok mantan bankir Inggris Rurik Jutting pembunuh dua wanita Indonesia, dibesarkan di dalam keluarga kaya. Jutting bahkan disekolahkan di sekolah asrama dengan biaya 34 ribu Poundsterling (Rp 540 juta) per tahun.

Seperti dilansir media Inggris, Daily Mail, Selasa (25/10/2016), Jutting yang kini berusia 31 tahun, tumbuh besar bersama keluarganya di sebuah mansion bernama Foxwarren di kawasan Surrey. Ayah Jutting, Graham, bekerja sebagai insinyur dan ibunya mengajar keperawatan. Mansion yang menjadi tempat tinggal keluarga Jutting masuk daftar Grade-II, yang berarti tergolong bangunan bersejarah atau memiliki konsep arsitektur khusus.

Dalam persidangan yang digelar di Hong Kong pada Senin (24/10) waktu setempat, Jutting mengaku tak bersalah atas dakwaan pembunuhan yang dijeratkan jaksa. Jutting ditangkap dan diadili atas pembunuhan dua wanita Indonesia yang bernama Sumarti Ningsih (23) dan Seneng Mujiasih (26).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Mengerikan! Rekaman Video Tunjukkan WNI Diperkosa dan Disiksa 3 Hari

Dari usia 4-8 tahun, Jutting besekolah di Wallop Preparatory School di Wybridge, Surrey. Kemudian dia disekolahkan di Abberley Hall, sebuah sekolah berasrama di Worcestershire. Foto Jutting saat masih kecil bersama teman-teman sekolahnya menunjukkan sosoknya sebagai bocah yang ceria.

"Saya terbangun di pagi hari karena telepon dari salah satu teman sekelas saya dan dia mengatakan, 'Anda tebak, Rurik ada di berita'. Dia (Rurik) satu kelas dengan saya selama beberapa tahun. Dia tidak pernah membuat keributan apapun, dia terlihat pendiam. Dia tidak populer di sekolah," tutur salah satu mantan teman sekolah Jutting di Wallop.

Rurik kemudian pindah ke Winchester College, sekolah khusus laki-laki yang tersohor di Inggris, sebelum masuk ke Peterhouse College di Cambridge. Peterhouse yang didirikan sejak tahun 1284 merupakan kampus tertua di University of Cambridge. Selama kuliah di Cambridge, Jutting bergabung dengan klub dayung dan menjadi sekretaris di Clio, kelompok mahasiswa pecinta sejarah. Di Peterhouse, Jutting mengambil kuliah hukum dan sejarah.

"Dia pria yang banyak bertindak, selalu bergerak. Saya tidak pernah mendengarnya terlibat masalah serius, jadi ini sungguh mengejutkan," ucap salah satu staf senior pada universitas bergengsi Inggris itu pada Daily Mail.

Baca juga: Semasa Kuliah, Bankir Inggris Pembunuh 2 WNI Dikenal Aktif dan Menarik

Lulus dari Cambridge, Jutting memiliki karier cukup cemerlang di dunia perbankan. Dia bekerja di Barclays dan kemudian pindah ke Merrill Lynch di London sejak Juli 2010. Saat bekerja di Merrill Lynch, Jutting dipindahkan ke Hong Kong pada Juli 2013.

Di Hong Kong, Jutting mendapat penghasilan hingga 350 ribu Poundsterling (Rp 5,5 miliar) per tahunnya, sebelum dia mengundurkan diri secara misterius. Jutting mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah menghabisi korban pertamanya, Ningsih.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads