Dengan menyerukan bahwa pilpres pada 8 November mendatang akan dicurangi, seperti dilansir AFP, Rabu (19/10/2016), Trump menebar kekhawatiran bahwa dia sebenarnya sedang 'memberi restu' kepada para pendukungnya untuk bereaksi keras jika dirinya kalah dari Hillary.
Tidak hanya itu, Trump juga mendorong para pendukungnya untuk mendatangi langsung tempat-tempat pemungutan suara di wilayah yang banyak warga minoritas serta mengawasi kemungkinan adanya pemilih palsu, pada hari H pilpres digelar nanti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Debat Capres Ketiga Jadi Kesempatan Terakhir Trump Yakinkan Rakyat AS
Dallek menyebut, potensi kekerasan bukanlah kesimpulan yang terburu-buru. Di negara dengan kepemilikan senjata api yang besar, menurut Dallek, hanya dibutuhkan seorang pendukung Trump yang marah dan bersenjata untuk memicu sebuah tragedi.
Dalam kampanye Trump di Wisconsin, pada Senin (17/10) malam, seorang pemuda berusia 18 tahun yang mendukung Trump dan akan memilih untuk pertama kalinya dalam pilpres mendatang, mengakui khawatir soal apa yang akan terjadi di AS jika Hillary menang.
"Saya tidak ingin menyebut pendukung Trump kasar, tapi maksud saya, mereka akan dibuat marah. Mereka tidak akan senang (jika Hillary menang). Jujur, saya sedikit takut melihat bagaimana pilpres dan situasi setelahnya akan terjadi," ucap Joseph Walls yang seorang mahasiswa ini.
Baca juga: Trump atau Hillary? Kaum Muda AS Lebih Pilih Meteor Tabrak Bumi
Dituturkan Kepala Departemen Ilmu Politik pada Columbia University, Timothy Frye, bahwa prospek terjadinya kekerasan setelah pilpres di AS mungkin sedikit mereda jika Hillary menang dengan selisih besar. Ditambah jika tokoh Partai Republik yang mendukung Trump berani muncul ke publik dan menyatakan pemungutan suara berlangsung bersih dan jujur.
"Satu hal yang sangat penting untuk diamati adalah perilaku politikus lainnya," sebut Frye, sembari menyinggung cawapres Trump, Mike Pence, yang dengan berbesar hati menyatakan akan menghormati hasil pilpres mendatang.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini