Seperti dilansir The New York Times dan Reuters, Selasa (20/9/2016), restoran itu pertama dibuka oleh ayah Rahami, Mohammad Rahami, pada tahun 2002. Catatan pendaftaran bisnis setempat pada tahun 2006 menyebut restoran itu awalnya bernama 'Khan Fried Chicken'.
Namun 4 tahun kemudian, sang ayah mengganti nama restorannya menjadi 'First American Fried Chicken' sembari menyebut restorannya semakin terkenal. Rahami awalnya sering membantu sang ayah di restoran itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Rahami tinggal di lantai dua restoran yang diapit oleh salon kecantikan dan toko penukaran uang serta toko reparasi komputer. Pegawai restoran itu cenderung serius dan kaku. Beberapa pelanggan menyebut para pegawai restoran itu jarang berinteraksi dengan pembeli. Namun mereka menyebut Rahami sebagai sosok yang ramah.
Tahun 2008, masalah mulai menimpa restoran tersebut setelah beberapa tetangga mengeluhkan kegaduhan yang muncul di restoran itu setelah lewat tengah malam. Sejak pertama buka, restoran keluarga Rahami itu memang buka 24 jam.
![]() |
Dua tetangga yang salah satunya bernama Dean McDermott mengajukan keluhan bahwa pengunjung restoran itu kencing di luar, tepatnya di jalur mobil dekat kediamannya, dan memarkir kendaraannya sembarangan. McDermott juga menyebut ada pengunjung yang berkeliaran di halaman rumahnya.
McDermott melaporkan gangguan ini kepada polisi setempat. Menanggapi laporan itu, kepolisian setempat melayangkan surat pemanggilan atas dugaan pelanggaran aturan yang mewajibkan beberapa pedagang lokal untuk menutup tokonya pukul 22.00 waktu setempat. Namun keluarga Rahami meremehkan seruan polisi setempat dan bersikeras mereka terbebas dari aturan itu. Lebih banyak tetangga yang kemudian melapor ke polisi.
Baca juga: Tersangka Bom New York Rahami Pernah Beberapa Kali Masuk Bui
Hingga pada Juni 2010, dua saudara Rahami, Mohammad K dan Mohammad Q, ditangkap karena ribut dengan polisi yang mendatangi restoran setelah pukul 22.00 waktu setempat, untuk memaksa mereka tutup. Mohammad Q yang masih di bawah umur, tidak dijerat pidana. Sedangkan Mohammad K dinyatakan bersalah karena melawan saat akan ditangkap dan diwajibkan membayar denda US$ 100. Rahami tak diketahui keberadaannya.
Di tengah bisnis restoran itu, sang ayah mengajukan laporan bangkrut ke pengadilan pada tahun 2005, dengan mengklaim hanya memiliki US$ 100 di rekening bank dan utang US$ 38.609, sebagian besar dari kartu kredit. Sejak beberapa bulan lalu, tanda 'dijual' dipasang di jendela depan restoran itu.
Hingga Rahami ditangkap pada Senin (19/9) terkait ledakan bom New York, tanda itu masih ada. Pada hari yang sama, polisi memblokir kawasan sekitar gedung restoran, sembari mengevakuasi sejumlah barang dari dalam gedung. Beberapa polisi terlihat ada di lantai dua gedung restoran itu, beberapa keluar-masuk dan yang lain mengambil foto.
![]() |
(nvc/nwk)