Keluarga Rahami Punya Restoran 24 Jam, Pernah Diprotes Warga New Jersey

Ledakan di Manhattan New York

Keluarga Rahami Punya Restoran 24 Jam, Pernah Diprotes Warga New Jersey

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 20 Sep 2016 11:57 WIB
Restoran ayam goreng milik keluarga Rahami di New Jersey (REUTERS/Eduardo Munoz)
New Jersey - Jauh sebelum nama Ahmad Khan Rahami mencuat sebagai tersangka ledakan bom di New York, Amerika Serikat (AS), keluarganya cukup dikenal di kawasan tempat tinggalnya Elizabeth, New Jersey. Keluarga Rahami memiliki restoran ayam goreng yang banyak dikomplain warga.

Seperti dilansir The New York Times dan Reuters, Selasa (20/9/2016), restoran itu pertama dibuka oleh ayah Rahami, Mohammad Rahami, pada tahun 2002. Catatan pendaftaran bisnis setempat pada tahun 2006 menyebut restoran itu awalnya bernama 'Khan Fried Chicken'.

Namun 4 tahun kemudian, sang ayah mengganti nama restorannya menjadi 'First American Fried Chicken' sembari menyebut restorannya semakin terkenal. Rahami awalnya sering membantu sang ayah di restoran itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Tersangka Bom New York Beberapa Kali Pergi ke Afghanistan dan Pakistan

Keluarga Rahami tinggal di lantai dua restoran yang diapit oleh salon kecantikan dan toko penukaran uang serta toko reparasi komputer. Pegawai restoran itu cenderung serius dan kaku. Beberapa pelanggan menyebut para pegawai restoran itu jarang berinteraksi dengan pembeli. Namun mereka menyebut Rahami sebagai sosok yang ramah.

Tahun 2008, masalah mulai menimpa restoran tersebut setelah beberapa tetangga mengeluhkan kegaduhan yang muncul di restoran itu setelah lewat tengah malam. Sejak pertama buka, restoran keluarga Rahami itu memang buka 24 jam.

REUTERS/Eduardo MunozREUTERS/Eduardo Munoz

Dua tetangga yang salah satunya bernama Dean McDermott mengajukan keluhan bahwa pengunjung restoran itu kencing di luar, tepatnya di jalur mobil dekat kediamannya, dan memarkir kendaraannya sembarangan. McDermott juga menyebut ada pengunjung yang berkeliaran di halaman rumahnya.

McDermott melaporkan gangguan ini kepada polisi setempat. Menanggapi laporan itu, kepolisian setempat melayangkan surat pemanggilan atas dugaan pelanggaran aturan yang mewajibkan beberapa pedagang lokal untuk menutup tokonya pukul 22.00 waktu setempat. Namun keluarga Rahami meremehkan seruan polisi setempat dan bersikeras mereka terbebas dari aturan itu. Lebih banyak tetangga yang kemudian melapor ke polisi.

Baca juga: Tersangka Bom New York Rahami Pernah Beberapa Kali Masuk Bui

Hingga pada Juni 2010, dua saudara Rahami, Mohammad K dan Mohammad Q, ditangkap karena ribut dengan polisi yang mendatangi restoran setelah pukul 22.00 waktu setempat, untuk memaksa mereka tutup. Mohammad Q yang masih di bawah umur, tidak dijerat pidana. Sedangkan Mohammad K dinyatakan bersalah karena melawan saat akan ditangkap dan diwajibkan membayar denda US$ 100. Rahami tak diketahui keberadaannya.

Di tengah bisnis restoran itu, sang ayah mengajukan laporan bangkrut ke pengadilan pada tahun 2005, dengan mengklaim hanya memiliki US$ 100 di rekening bank dan utang US$ 38.609, sebagian besar dari kartu kredit. Sejak beberapa bulan lalu, tanda 'dijual' dipasang di jendela depan restoran itu.

Hingga Rahami ditangkap pada Senin (19/9) terkait ledakan bom New York, tanda itu masih ada. Pada hari yang sama, polisi memblokir kawasan sekitar gedung restoran, sembari mengevakuasi sejumlah barang dari dalam gedung. Beberapa polisi terlihat ada di lantai dua gedung restoran itu, beberapa keluar-masuk dan yang lain mengambil foto.

FBI/Handout via ReutersFBI/Handout via Reuters


(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads