"Penguasa Saudi... yang memblokir jalan jemaah Iran yang berkeyakinan kuat dan bangga ke rumah Allah, adalah orang-orang yang tercela dan salah kaprah, yang berpikir bertahannya mereka pada tahta penindasan tergantung pada arogansi kekuatan dunia, kemitraan dengan Zionis dan Amerika Serikat," sebut Khamenei seperti dilansir AFP, Senin (5/9/2016).
Khamenei menuding Kerajaan Saudi, yang bertugas sebagai Penjaga Situs Suci di Makkah dan Madinah, telah mempolitisasi penyelenggaraan ibadah haji tahunan. "Berubah menjadi setan kecil dan lemah yang gemetar karena takut membahayakan kepentingan Setan Besar (AS)," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk pertama kalinya dalam tiga dekade terakhir, warga Iran dilarang ikut serta dalam ibadah haji tahun ini yang akan segera dimulai akhir pekan ini. Larangan itu diberlakukan otoritas Saudi usai perundingan soal logistik dan keamanan antara kedua negara, gagal mencapai kesepakatan.
Kegagalan itu semakin memperburuk hubungan kedua negara yang juga dikenal sebagai musuh abadi di kawasan Timur Tengah ini.
"Karena perilaku penindasan penguasa Saudi terhadap tamu-tamu Allah, dunia Islam harus secara mendasar mempertimbangkan pengelolaan dua situs suci dan pengelolaan haji," tegas Khamenei dalam pernyataannya via situs resminya.
Baca juga: Warganya Tak Bisa Naik Haji, Iran Tuduh Arab Saudi Halangi Jalan ke Allah
Komentar keras Khamenei belum berhenti di situ. Dia kembali menyinggung tragedi haji di Mina tahun lalu, yang menewaskan 2.300 orang termasuk 464 jemaah haji asal Iran.
"Bukannya menyampaikan permohonan maaf dan penyesalan serta persidangan bagi orang-orang yang secara langsung bersalah dalam peristiwa mengerikan itu, penguasa Saudi -- tanpa rasa malu dan penuh kesombongan -- menolak pembentukan komisi pencari fakta Islami internasional," ucapnya.
"Keraguan dan kegagalan menyelamatkan orang-orang yang terluka dan meregang nyawa... juga jelas dan tidak dapat dibantah. Mereka membunuhnya," imbuh Khamenei, merujuk pada otoritas Saudi.
(nvc/trw)