"Arab Saudi menentang hak mutlak warga Iran untuk beribadah haji dan menghalangi jalan kepada Allah," tegas Organisasi Haji Iran dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Senin (30/5/2016).
Menurut Organisasi Haji Iran, otoritas Saudi gagal menanggapi permintaan pihak Iran soal keamanan dan penghormatan bagi jemaahnya yang menunaikan ibadah haji ke Makkah. Tahun lalu, tercatat sekitar 60 ribu jemaah Iran menunaikan ibadah haji. Tahun ini akan menjadi pertama kali dalam tiga dekade terakhir, ibadah haji digelar tanpa keikutsertaan jemaah Iran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Iran dan Arab Saudi Gagal Tanda Tangani Kesepakatan Akhir Soal Haji
Pekan lalu, Iran mengirimkan delegasi baru ke Jeddah, Saudi untuk membahas persoalan haji. Beberapa poin, seperti penggunaan visa elektronik yang bisa dicetak sendiri oleh jemaah Iran, telah disepakati. Namun pada akhirnya, kesepakatan akhir soal pengaturan ibadah haji untuk jemaah Iran gagal dicapai.
Pada Jumat (27/6), delegasi Iran pulang ke negaranya tanpa menandatangani kesepakatan dengan Saudi. Kementerian Urusan Haji Saudi mengklaim telah menawarkan banyak solusi demi memenuhi permintaan Iran. Tapi tidak ada yang disepakati.
Dalam konferensi pers, Minggu (29/5), Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menyebut permintaan Iran terkait haji tidak bisa diterima. "Iran meminta hak untuk mengatur... menjalankan dan memiliki keistimewaan... yang akan memicu kekacauan saat musim haji. Ini tidak bisa diterima," tegasnya.
Ditambahkan Jubeir, otoritas Saudi setiap tahun menandatangani nota kesepahaman haji dengan lebih dari 70 negara untuk menjamin keamanan dan keselamatan para jemaah haji dari berbagai negara. "Iran menolak untuk menandatangani nota kesepahaman itu," imbuhnya.
"Jika ini soal langkah dan prosedur, saya pikir kita telah melakukan lebih dari tugas kita, demi memenuhi kebutuhan itu, tapi ini pihak Iran yang menolak semuanya," sebut Jubeir.
(nvc/ita)