Seperti dilansir media Inggris, The Guardian, Rabu (27/7/2016), sosok pastur yang berusia 85 tahun ini dikenal sebagai sosok rendah hati, berdedikasi dan sangat dicintai jemaatnya. Hamel masih kerap berkhotbah di gereja Katolik di St Etienne-du-Rouvray, dekat Rouen, Normandy dan membantu saat pastur Auguste Moanda-Phuati sibuk.
![]() |
Leher pastur Hamel digorok dua pria bersenjata pisau yang menyerbu gereja saat Hamel sedang menyampaikan misa pagi pada Selasa (26/7) pagi waktu setempat. Kedua pelaku akhirnya tewas ditembak polisi saat keluar dari gereja dengan membawa sandera lainnya, yang berhasil selamat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 1 Penyerang Gereja Prancis Telah Diawasi Intelijen, 2 Kali Gagal Masuk Suriah
Disebutkan Keuskupan Rouen, setelah secara resmi pensiun pada usia 75 tahun, pastur Hamel diminta untuk tetap mengabdi di gereja dan membantu jika dibutuhkan. "Pria ini adalah pria yang baik," sebut Presiden Dewan Daerah Normandy, Herve Morin.
Pastur Moanda-Phuati yang merupakan pastur utama di gereja yang menjadi lokasi serangan, menyatakan kekagetannya atas insiden ini dan tewasnya Hamel. "Saya tidak bisa membayangkan hal semacam ini terjadi. Kami sama sekali tidak pernah menerima ancaman apapun," tuturnya kepada media lokal, Liberation.
![]() |
Tidak hanya kalangan gereja Katolik, warga setempat juga berduka atas kematian pastur Hamel. "Keluarga saya sudah tinggal di sini selama 35 tahun dan kita sangat mengenalnya," ujar seorang warga setempat yang berprofesi sebagai manajer salon kecantikan di dekat gereja St Etienne, kepada majalah lokal, L'Express.
"Ini adalah pria yang menjalankan tugasnya hingga saat terakhir. Beliau sudah tua, tapi selalu membantu semua orang. Beliau adalah seorang pastur yang baik. Beliau sudah ada di sini selama beberapa tahun, beliau tinggal di rumah dinas di sini. Banyak jemaat yang mengenal beliau dengan baik," sebut seorang warga St Etienne lainnya.
![]() |
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini