Pastur Jacques Hamel Dikenal Rendah Hati dan Dicintai Jemaatnya

Teror di Gereja Katolik Prancis

Pastur Jacques Hamel Dikenal Rendah Hati dan Dicintai Jemaatnya

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 27 Jul 2016 14:32 WIB
Pastur Jacques Hamel dalam foto yang tidak diketahui tahunnya (Photo Courtesy of Parish of Saint-Etienne via Reuters)
Paris - Pastur Jacques Hamel tewas dibunuh dua pria bersenjata dalam serangan teror di Normandy, Prancis, yang diklaim militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pastur Hamel sebenarnya sudah pensiun sejak lama, namun masih mengabdi untuk jemaatnya.

Seperti dilansir media Inggris, The Guardian, Rabu (27/7/2016), sosok pastur yang berusia 85 tahun ini dikenal sebagai sosok rendah hati, berdedikasi dan sangat dicintai jemaatnya. Hamel masih kerap berkhotbah di gereja Katolik di St Etienne-du-Rouvray, dekat Rouen, Normandy dan membantu saat pastur Auguste Moanda-Phuati sibuk.

Pastur Jacques Hamel dalam foto yang tidak diketahui tahunnya (Photo Courtesy of Parish of Saint-Etienne via Reuters)

Leher pastur Hamel digorok dua pria bersenjata pisau yang menyerbu gereja saat Hamel sedang menyampaikan misa pagi pada Selasa (26/7) pagi waktu setempat. Kedua pelaku akhirnya tewas ditembak polisi saat keluar dari gereja dengan membawa sandera lainnya, yang berhasil selamat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pastur Hamel diketahui lahir di wilayah yang sama pada tahun 1930 silam dan ditasbihkan menjadi pastur tahun 1958. Hamel banyak menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai pastur di wilayah Prancis bagian barat laut, termasuk menjadi pastur di St-Etienne selama lebih dari 30 tahun. Tahun 2008 lalu, pastur Hamel merayakan 50 tahun masa tugasnya.

Baca juga: 1 Penyerang Gereja Prancis Telah Diawasi Intelijen, 2 Kali Gagal Masuk Suriah

Disebutkan Keuskupan Rouen, setelah secara resmi pensiun pada usia 75 tahun, pastur Hamel diminta untuk tetap mengabdi di gereja dan membantu jika dibutuhkan. "Pria ini adalah pria yang baik," sebut Presiden Dewan Daerah Normandy, Herve Morin.

Pastur Moanda-Phuati yang merupakan pastur utama di gereja yang menjadi lokasi serangan, menyatakan kekagetannya atas insiden ini dan tewasnya Hamel. "Saya tidak bisa membayangkan hal semacam ini terjadi. Kami sama sekali tidak pernah menerima ancaman apapun," tuturnya kepada media lokal, Liberation.

Pastur Jacques Hamel dalam foto yang tidak diketahui tahunnya (Photo Courtesy of Parish of Saint-Etienne via Reuters)

Tidak hanya kalangan gereja Katolik, warga setempat juga berduka atas kematian pastur Hamel. "Keluarga saya sudah tinggal di sini selama 35 tahun dan kita sangat mengenalnya," ujar seorang warga setempat yang berprofesi sebagai manajer salon kecantikan di dekat gereja St Etienne, kepada majalah lokal, L'Express.

"Ini adalah pria yang menjalankan tugasnya hingga saat terakhir. Beliau sudah tua, tapi selalu membantu semua orang. Beliau adalah seorang pastur yang baik. Beliau sudah ada di sini selama beberapa tahun, beliau tinggal di rumah dinas di sini. Banyak jemaat yang mengenal beliau dengan baik," sebut seorang warga St Etienne lainnya.

Gereja Katolik yang menjadi lokasi serangan teror (REUTERS/Pascal Rossignol)


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads