1 Penyerang Gereja Prancis Telah Diawasi Intelijen, 2 Kali Gagal Masuk Suriah

1 Penyerang Gereja Prancis Telah Diawasi Intelijen, 2 Kali Gagal Masuk Suriah

Novi Christiastuti - detikNews
Rabu, 27 Jul 2016 10:07 WIB
Gereja Katolik di Normandy, Prancis yang menjadi lokasi serangan (REUTERS/Pascal Rossignol)
Paris - Satu dari dua pelaku serangan teror di gereja Katolik di Normandy, Prancis diidentifikasi sebagai pemuda 19 tahun bernama Adel Kermiche. Nama Kermiche telah masuk daftar pengawasan intelijen karena sempat dua kali berusaha pergi ke Suriah. Sedangkan pelaku lainnya belum diidentifikasi.

Dituturkan jaksa setempat, Francois Molins, seperti dilansir Reuters, Rabu (27/7/2016), Kermiche pernah dua kali berusaha masuk ke Suriah pada tahun 2015 lalu. Percobaan pertama dilakukan pada Maret 2015, dengan menggunakan kartu identitas saudara laki-lakinya.

Kermiche gagal karena dihentikan di tengah jalan oleh otoritas penegak hukum di Jerman saat hendak masuk Suriah melalui negara tersebut. Saat itu, salah satu anggota keluarga Kermiche memberitahu otoritas setempat soal Kermiche yang hilang misterius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: ISIS Klaim Dalangi Serangan Teror Keji di Gereja Katolik Prancis

Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Mei 2015, Kermiche berusaha kembali untuk masuk ke wilayah Suriah, kali ini dengan kartu identitas sepupunya. Dia pertama pergi ke Swiss dan melanjutkan perjalanan ke Turki. Namun lagi-lagi dia gagal, karena dihentikan otoritas Turki dan dipulangkan.

Kermiche diterbangkan kembali ke Swiss dan kemudian ke Prancis, setelah surat perintah penangkapan dirilis otoritas Prancis. Kermiche pun ditahan otoritas setempat hingga Maret 2016, sebelum akhirnya bebas karena gugatan banding jaksa Paris ditolak pengadilan.

Sejak saat itu, Kermiche dipaksa memakai penanda elektronik agar polisi bisa melacak keberadaannya setiap saat. Otoritas setempat hanya mengizinkan Kermiche keluar rumahnya selama beberapa jam setiap harinya.

Baca juga: ISIS Klaim Serbuan Gereja Katolik, Presiden Hollande Nyatakan Perang

Setelah penahanannya di Prancis, Kermiche mengabaikan upaya salah satu temannya, Redwan, yang berusaha membujuknya untuk berubah. Redwan (18) merupakan mantan teman sekolah Kermiche.

"Setiap kali kami berbicara sesuatu terhadapnya, dia akan menjawab dengan ayat Alquran. Dia akan memberitahu kami bahwa Prancis adalah negara orang kafir dan kita tidak seharusnya tinggal di sini. Dia akan mengindoktrinasi kami, tapi kami tidak peduli dan tidak menganggapnya serius," terang Redwan.

Bekas teman sekolah Kermiche menyebut pemuda 19 tahun itu awalnya hanya remaja biasa, hingga tahun 2015 lalu tiba-tiba Kermiche menjadi semakin teradikalisasi. Kermiche meminta orang-orang memanggilnya sebagai Abou Adam dan berusaha pergi ke Suriah.

Salah satu tetangga menyebut Kermiche sebagai sosok penyendiri. "Keluarganya bersih, mereka tidak seperti dirinya," tutur salah satu tetangga Kermiche yang enggan disebut namanya.

Gereja Katolik yang menjadi lokasi serangan di Prancis dijaga ketat (REUTERS/Pascal Rossignol)


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads