"Kita berhadapan dengan sebuah kelompok, Daesh (nama Arab ISIS), yang menyatakan perang terhadap kita," tegas Hollande dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (27/7/2016).
"Kita harus menyatakan perang, dalam segala bentuk, namun tetap menjunjung tinggi penegakan hukum, karena kita negara demokrasi," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan ini disampaikan Hollande dalam kunjungan singkat ke kota Saint-Etienne-du-Rouvray, selang beberapa jam usai serangan terjadi pada Selasa (26/7) waktu setempat.
Saat serangan terjadi, dua pelaku masuk ke dalam gereja Katolik lokal itu dan menyandera lima orang. Pelaku juga menggorok leher pastur Jacques Hamel, yang berusia 84-85 tahun.
"Komunitas Katolik paling terpukul, namun seluruh warga Prancis juga merasakan kekhawatiran," tegas Hollande, yang menyerukan persatuan nasional melawan terorisme.
Baca juga: PM Prancis Sebut Penyanderaan di Gereja Aksi Biadab & Pukulan Bagi Katolik
Prancis masih dalam siaga tinggi usai serangan teror truk pembunuh massal di Nice, yang menewaskan 84 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Pelaku yang diidentifikasi sebagai warga Prancis keturunan Tunisia, Mohamed Lahouaiej Bouhlel, mengemudikan truk besar dengan kecepatan tinggi dan menerjang kerumunan orang saat perayaan Bastille Day pada 14 Juli lalu.
(nvc/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini