Pembantai di Rumah Disabilitas Jepang Sakit Hati Dipecat, Tak Berkaitan ISIS

Pembantai di Rumah Disabilitas Jepang Sakit Hati Dipecat, Tak Berkaitan ISIS

Rachmadin Ismail - detikNews
Selasa, 26 Jul 2016 10:22 WIB
Lokasi penusukan di Jepang (Foto: Reuters)
Tokyo - Pelaku pembantaian di rumah disabilitas Tsukui Lily Garden Jepang diduga memiliki motif sakit hati karena dipecat. Aparat memastikan tak ada kaitannya dengan ekstrimis global atau jaringan ISIS.

Dikutip dari Reuters, Selasa (26/7/2016), ada 19 orang yang tewas akibat kejadian tersebut. Mereka adalah para penyandang disabilitas yang terdiri dari 10 orang pria dan 9 wanita. Usianya berkisar 18 sampai 70 tahun. Demikian dilaporkan pihak pemadam kebakaran setempat.

Aparat kepolisian memastikan motif teror tak berkaitan dengan aksi pembunuhan terkeji di Jepang ini. Penyiar NTV Jepang menyatakan, ada kemungkinan pelaku bernama Satoshi Uematsu yang sempat bekerja di rumah tersebut kecewa karena dipecat. Namun ini belum terkonfirmasi secara resmi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lokasi penusukan (Reuters)


Uematsu bekerja di fasilitas Tsukui Yamayuri sampai Februari 2016 lalu. Di sana, ada 149 penghuni yang berusia antara 19-75 tahun. Mereka adalah penyandang disabilitas yang butuh perhatian khusus.

Penyerangan itu terjadi pada Selasa (26/7/2016) dini hari. Polisi mengatakan pada pukul 02.30 dini hari mereka menerima panggilan darurat dari salah seorang staf di panti jompo Tsukui Yamayuri. Seorang pria bersenjata pisau disebut masuk ke dalam panti dan melakukan penyerangan secara brutal.

lokasi penusukan (Reuters)


Seorang juru bicara polisi mengatakan, pelaku menyerahkan diri ke polisi dan mengaku melakukan penyerangan tersebut. "Aku melakukannya." ujarnya.

Selain 19 korban tewas, ada 45 orang yang luka-luka dalam peristiwa ini. Sebanyak 18 orang dalam kondisi serius. Ada 4 orang yang diketahui mengalami serangan jantung. (mad/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads