Kisah Wanita Kulit Hitam AS yang Terharu Dilindungi Polisi di Dallas

Kisah Wanita Kulit Hitam AS yang Terharu Dilindungi Polisi di Dallas

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 11 Jul 2016 14:17 WIB
Polisi menyisir lokasi penembakan di Dallas, Texas, atau tepatnya di persimpangan jalan El Centro Community Collegea antara N Lamar Street dengan Main Street (REUTERS/Brandon Wade)
Dallas - Di tengah kemarahan publik atas kebrutalan polisi Amerika Serikat (AS), Shetamia Taylor, berterima kasih kepada para polisi di Dallas, Texas. Taylor terharu saat menyadari beberapa polisi melindungi dirinya dan anak-anaknya, ketika penembakan terjadi pekan lalu.

Dalam penembakan yang terjadi Kamis (7/7) lalu, Taylor yang keturunan Afrika-Amerika ini ikut aksi damai gerakan Black Lives Matter bersama keempat putranya yang berusia 12-17 tahun. Saat penembakan berlangsung, Taylor yang terkena tembakan di kakinya, langsung menarik salah satu anaknya untuk tiarap. Saat itu dia menyadari, ada satu polisi berada di atasnya berusaha melindunginya dari pelaku penembakan.

"Polisi itu melompat ke atas saya dan menutupi saya dan anak-anak saya dan ada satu polisi lagi di dekat kaki kami dan ada satu polisi lagi di atas kepala kami," tutur Taylor kepada wartawan setempat, seperti dilansir Reuters, Senin (11/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kepala Kepolisian Dallas di Tengah Konflik Rasial dan Kebrutalan Polisi AS

"Saya berterima kasih kepada mereka semua, karena mereka sama sekali tidak mempedulikan nyawa mereka sendiri," imbuhnya.

Muncul saat konferensi pers di Baylor University Medical Center, Taylor yang masih duduk di kursi roda dengan pakaian rumah sakit, sempat menyeka air mata saat menceritakan bagaimana dua polisi di depannya, tertembak dalam penembakan itu.

Salah satu polisi yang tertembak, sebut Taylor, merupakan polisi kulit putih yang tinggi dan botak. "Ketika dia terkena tembakan, dia mengatakan, 'Pelaku membawa senjata. Lari'," kenang Taylor.

Baca juga: Pengantin Baru Hingga Eks Tentara AS, Ini 5 Polisi Dallas yang Ditembak Mati

Wanita berusia 37 tahun ini menuturkan, ketika suara tembakan pertama terdengar, dia mengira itu sebagai suara kembang api dari perayaan kemerdekaan AS yang jatuh 4 Juli lalu. Taylor menyatakan, penembakan itu membuatnya marah.

"Kenapa pelaku melakukan itu?" tanya Taylor merujuk pada Micah Xavier Johnson (25), mantan tentara AS yang menewaskan lima polisi di Dallas.

Johnson mengaku sengaja menargetkan polisi kulit putih, karena marah atas kematian dua warga kulit hitam di Minnesota dan Louisiana beberapa waktu sebelumnya. Salah satu putra Taylor, Wavion, memuji polisi yang melindunginya bersama ibu dan saudaranya.

"Polisi itu tidak mementingkan dirinya sendiri dan menempatkan dirinya dalam bahaya ... demi melindungi kami. Jadi, kami memahami bahwa ada sejumlah kecil polisi buruk di luar sana, tapi tidak lantas semuanya seperti itu," ucapnya dalam konferensi pers yang sama.

Baca juga: Penembak Mati 5 Polisi di Dallas Akrab dengan Ekstremis Kulit Hitam

(nvc/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads