Penembak Mati 5 Polisi di Dallas Akrab dengan Ekstremis Kulit Hitam

Penembak Mati 5 Polisi di Dallas Akrab dengan Ekstremis Kulit Hitam

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 09 Jul 2016 11:25 WIB
Foto: Micah X. Johnson via Facebook/via REUTERS
Dallas - Penembak mati lima polisi di Dallas, Texas, Amerika Serikat (AS), Micah Xavier Johnson (25) ternyata terkait dengan sejumlah kelompok ekstremis kulit hitam. Johnson yang veteran tentara AS ini pernah hadir dalam acara kelompok ekstremis itu.

Beberapa kelompok ekstremis kulit hitam yang didukung Johnson ini, kerap merilis pernyataan bernada rasis dan bahkan menyerukan penggunaan kekerasan terhadap warga kulit putih. Seperti dilansir Reuters, Sabtu (9/7/2016), penegak hukum AS tengah menyelidiki keterkaitan Johnson dengan kelompok-kelompok ini.

Dalam akun Facebook-nya, Johnson diketahui mengklik 'like' pada beberapa akun kelompok ekstremis kulit hitam, antara lain New Black Panther Party, Black Riders Liberation Party, Huey P Newton Gun Club, dan African American Defense League.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Eks Tentara AS Bunuh 5 Polisi Dallas, Petugas Temukan Bahan Bom di Rumahnya

Salah satu pendiri Huey P Newton Gun Club, Babu Omowale, mengakui Johnson pernah datang ke acara perkumpulannya di Dallas. Huey P Newton Gun Club merupakan kelompok milisi kulit hitam yang berbasis di Dallas dan kerap melakukan patroli bersenjata di wilayah tersebut.

Omowale mengaku tidak mengenal Johnson secara pribadi, namun mengenal sosoknya sebagai salah satu orang yang hadir dalam acara perkumpulan kelompoknya saar memperingati sejarah kulit hitam AS, beberapa waktu lalu. Omowale menegaskan, dirinya tidak mendukung tindakan brutal Johnson ini.

"Kami tidak membenarkannya, kami tidak mendukungnya, tapi kami memahaminya," ucap Omowale kepada Reuters.

Baca juga: Pulang Lebih Cepat ke AS, Obama Akan Kunjungi Dallas Usai Penembakan Polisi

"Kami bisa memahami bagaimana kondisi Amerika saat ini, mendorong pria itu untuk melakukan tindakan yang dilakukannya. Setiap orang memiliki batasan masing-masing, dan kami berpikir Micah telah melewati batasannya sebelum orang lain," imbuhnya.

Omowale menjelaskan, kelompoknya didirikan Agustus 2014 usai remaja kulit hitam bernama Michael Brown ditembak mati polisi di Ferguson, Missouri. Kelompok ini juga melakukan patroli bersenjata di bawah aturan Texas yang membebaskan membawa senjata api di area publik, dengan tujuan memantau polisi dan aktivitas sindikat narkoba.

Beberapa hari sebelum aksinya, Johnson memposting komentar bernada anti-kulit putih pada halaman akun kelompok ekstremis kulit hitam itu. Sejumlah pejabat penegak hukum AS menyatakan, pihaknya masih menyelidiki keterkaitan antara Johnson dengan kelompok-kelompok tersebut.

Baca juga: Ini Otak Pelaku Penembakan di Dallas yang Tewaskan 5 Orang Polisi

Dengan serangan bergaya penembak jitu, pada Kamis (7/7), Johnson menewaskan lima polisi Dallas, yang semuanya kulit putih. Sedangkan tujuh polisi lainnya serta dua warga sipil luka-luka. Penembakan terjadi saat para polisi tengah mengawal unjuk rasa damai memprotes tewasnya dua warga kulit hitam, Alton Sterling di Louisiana dan Philando Castile di Minnesota di tangan polisi setempat.

(nvc/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads