Seperti dilansir AFP, Sabtu (9/7/2016), Obama memerintahkan seluruh gedung pemerintahan di AS mengibarkan bendera setengah tiang selama 5 hari ke depan. Hal ini usai lima personel kepolisian Dallas tewas di tangan seorang mantan tentara AS bernama Micah Johnson (25) pada Kamis (7/7) malam.
Dengan menggunakan senapan penembak jitu, Johnson menewaskan lima polisi dan melukai tujuh polisi lainnya serta dua warga sipil. Penembakan terjadi saat digelarnya aksi unjuk rasa damai memprotes penembakan tragis dua warga kulit hitam Alton Sterling di Louisiana dan Philando Castile di Minnesota oleh polisi setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penembakan dua warga kulit hitam itu memicu Obama menyerukan reformasi tubuh kepolisian di AS. Namun dalam pernyataan terpisah menanggapi penembakan di Dallas, Obama menegaskan bahwa kekerasan terhadap polisi tidak bisa dibenarkan. Obama mengecam penembakan terhadap polisi di Dallas sebagai aksi keji dan sangat tercela.
Obama tengah menghadiri pertemuan negara-negara anggota NATO di Warsaw, Polandia, ketika penembakan terjadi. Gedung Putih dalam pernyataannya, menyebut Obama akan pulang ke AS pada Minggu (10/7) malam, atau sehari lebih cepat dari jadwal.
Setibanya di AS, Obama akan mengunjungi Dallas pada awal pekan. Kunjungan ini atas undangan Wali Kota Dallas Mike Rawlings, usai penembakan brutal merenggut lima nyawa polisi setempat.
Baca juga: Ini Fakta-fakta Seputar Teror Penembakan yang Menewaskan 5 Polisi di Dallas
Pelaku penembakan, Johnson, tewas saat proses negosiasi dengan kepolisian setempat. Johnson tewas akibat ledakan yang dipicu robot penjinak bom yang dikerahkan kepolisian setempat. Sebelum tewas, Johnson yang kulit hitam ini mengaku ingin membunuh sebanyak mungkin warga kulit putih, terutama polisi kulit putih, sebagai balasan atas tewasnya dua warga kulit hitam AS, yakni Sterling dan Castile.
(nvc/faj)