Pesawat jenis Airbus A320 yang membawa 66 penumpang dan awak jatuh saat mengudara dari Paris menuju Kairo pada Kamis (19/5) pagi. Dugaan sementara menyebut pesawat jatuh di Laut Mediterania, antara Mesir dan Yunani, yang kedalamannya diperkirakan bisa mencapai 3 ribu meter.
"Kami telah mengontrak satu perusahaan Prancis dan satu perusahaan Italia untuk melakukan pencarian bawah laut di Laut Mediterania, dengan kedalaman 3 ribu meter," ujar Direktur EgyptAir Safwat Moslem dalam konferensi pers seperti dilansir Reuters, Rabu (25/5/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Posisi bangkai pesawat serta kotak hitamnya masih belum diketahui hingga kini. Rekaman data penerbangan dalam kotak hitam pesawat dianggap paling mampu untuk menjelaskan apa yang membuat pesawat ini jatuh, sesaat setelah masuk ke wilayah udara Mesir.
Sejauh ini, menurut Komisi Investigasi Mesir, sudah ada 18 puing pesawat yang berhasil ditemukan dari Laut Mediterania. Sedangkan seorang pejabat forensik Mesir menyebut sedikitnya ada 23 kantong jenazah yang dikumpulkan sejak Minggu (22/5) waktu setempat.
Baca juga: Tak Ada Gangguan Teknis pada EgyptAir MS804 Sebelum Lepas Landas
Kantong-kantong jenazah itu berisi potongan tubuh korban, yang beberapa ukurannya tergolong sangat kecil. "Ukuran terbesar hanya sebesar telapak tangan," sebut pejabat forensik yang enggan disebut namanya itu.
Penyidik berusaha mencari petunjuk dari puing dan bagian tubuh korban yang telah ditemukan. Proses identifikasi jasad korban dimulai setelah keluarga korban memberikan sampel DNA mereka di Kairo pada Selasa (24/5) waktu setempat.
(nvc/nrl)