Dalam wawancara eksklusif dengan Reuters, Rabu (18/5/2016), Trump tidak menjelaskan secara spesifik rencananya menghadapi Korut. Namun pengusaha ternama AS ini mengaku terbuka untuk berbicara langsung dengan Kim Jong Un.
"Saya akan berbicara dengannya (Kim Jong Un), saya tidak masalah berbicara dengannya," ucap Trump yang kini menjadi satu-satunya bakal capres Partai Republik saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya apakah dirinya akan berusaha membahas isu serius dengan pemimpin Korut itu, Trump menjawab: "Tentu."
Misi Korut untuk PBB belum menanggapi pernyataan Trump. Dalam pernyataannya, Trump (69) menyatakan hendak menekan China, yang selama ini menjadi satu-satunya sekutu Korut, untuk membantu mencari solusi.
"Saya akan memberikan tekanan lebih besar pada China, karena secara ekonomi, kita lebih berpengaruh terhadap China. China bisa menyelesaikan persoalan itu hanya dengan satu pertemuan atau satu panggilan telepon," ujar Trump dalam wawancara dengan Reuters di lantai 26 kantornya di Trump Tower, Manhattan.
Baca juga: Terinspirasi Donald Trump, 2 Pria AS Pukuli Gelandangan
Kesiapan Trump untuk berbicara langsung dengan Kim Jong Un ini berbeda dengan kebijakan Presiden Barack Obama, yang lebih bergantung pada pejabat senior AS untuk berbicara dengan pejabat senior Korut. Strategi AS selama ini adalah mengisolasi Korut.
Secara terpisah, pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel) menolak mengomentari pernyataan Trump. Namun pejabat itu menegaskan, Korsel dan AS berkomitmen teguh memprioritaskan denuklirisasi dalam perundingan dengan Korut.
"Korut harus menghentikan ancaman dan provokasi dan menunjukkan dengan tindakan, soal keseriusan mereka pada denuklirisasi," sebut pejabat yang enggan disebut namanya tersebut, melalui telepon.
(nvc/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini