Hadapi Abu Sayyaf, Filipina Ingin Patroli Laut Terkoordinasi dengan RI

Hadapi Abu Sayyaf, Filipina Ingin Patroli Laut Terkoordinasi dengan RI

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 28 Apr 2016 16:43 WIB
Jose Rene Almendras (REUTERS/Kham)
Manila - Otoritas Filipina ingin melakukan patroli laut terkoordinasi dengan Indonesia dan Malaysia di perbatasan maritim bagian selatan. Patroli ini bertujuan melindungi kapal-kapal dari serangan kelompok pemberontak, terutama Abu Sayyaf.

Seperti dilansir Reuters, Kamis (28/4/2016), Menteri Luar Negeri Filipina, Jose Rene Almendras, menyatakan pihaknya hanya mengusulkan patroli terpisah, namun terkoordinasi demi mengidentifikasi koridor aman yang akan menjadi jalur pelayaran kapal di perairan selatan wilayahnya.

"Isunya soal keselamatan dan keamanan," tutur Almendras kepada Reuters, setelah menandatangani kesepakatan pinjaman infrastruktur dengan Korea Selatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Filipina Akan Lancarkan Serangan Militer Untuk Lumpuhkan Abu Sayyaf

"Ini disebut patroli terkoordinasi, kami akan melakukan patroli kami dan mereka akan melakukan patroli mereka sendiri di wilayah perairan mereka, jadi tidak akan ada ancaman terhadap pergerakan kapal, termasuk penculikan pelaut," jelasnya.

Pekan lalu, Indonesia menyerukan patroli maritim gabungan dengan Filipina dan Malaysia. Patroli gabungan akan melibatkan kapal-kapal dari ketiga negara yang akan berpatroli bersama dan saling melintasi wilayah perairan masing-masing negara.

Ketiga negara akan menggelar pertemuan di Jakarta pada 5 Mei mendatang. Informasi senada disampaikan juru bicara Kemenlu RI Armananta Nasir. Indonesia mengundang panglima militer dan Menteri Luar Negeri dari Malaysia dan Filipina dalam pertemuan trilateral.

Baca juga: Panglima TNI Akan Temui Menlu Malaysia dan Filipina Bahas Wilayah Perbatasan

Indonesia hingga kini masih berusaha membebaskan 14 WNI yang diculik kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina bagian selatan. Empat warga Malaysia dari kapal yang lain, juga diculik kelompok Abu Sayyaf. Selain dari kedua negara itu, sekitar 23 warga asing lainnya juga menjadi sandera Abu Sayyaf.

Abu Sayyaf yang dikenal akan praktik penculikan, pemenggalan, pengeboman dan pemerasan, merupakan salah satu kelompok militan paling brutal di Filipina. Baru-baru ini, Abu Sayyaf memenggal seorang sandera asal Kanada, John Ridsdel, setelah pemerintah Kanada tidak membayar uang tebusan. Pada Rabu (27/4), Presiden Filipina Benigno Aquino bersumpah akan melancarkan serangan militer untuk melumpuhkan kelompok Abu Sayyaf.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads