Sejak pagi ribuan pengunjung memadati lapangan Desa Wonosalam. Mereka mengerubungi sebuah gunungan raksasa yang tersusun dari ribuan buah durian di tengah lapangan. Sementara 9 tumpeng lainnya yang tersusun dari berbagai hasil bumi dan buah-buahan asli Wonosalam diarak warga menuju ke lapangan tersebut.
Saat panitia selesai membaca doa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan YME, tanpa dikomando ribuan orang menyerbu gunungan buah durian. Tak hanya pria dewasa, anak-anak dan kaum hawa pun terlihat berjibaku untuk mendapatkan si kulit duri itu. Tak ayal sejumlah pengunjung pingsan akibat tak kuat berdesakan.
"Ini agenda tahunan sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Wonosalam yang diberikan nikmat berupa pohon durian yang begitu banyak. Sehingga menjadi potensi dan ikon wisata bagi Wonosalam," kata Panitia Kenduri Durian Wonosalam Wartomo kepada wartawan.
Wartomo menjelaskan, sedikitnya 2.016 buah durian disiapkan warganya untuk pesta rakyat kali ini. Jumlah itu sesuai dengan angka tahun 2016 ini.
Ribuah buah berkulit duri itu merupakan hasil urunan petani di 9 desa di Kecamatan Wonosalam. Antara lain, Desa Carangwulung, Galengdowo, Jarak, Panglungan, Sambirejo, Sumberjo, Wonokerto, Wonomerto, dan Wonosalam.
"Harapan kami kenduri durian ini bisa menarik wisatawan lokal dan internasional. Masyakarat mendapatkan tambahan penghasilan," ujarnya.
Selain gunungan buah durian, 9 tumpeng hasil bumi juga menjadi rebutan ribuan pengunjung. Tumpeng-tumpeng tersebut berisi buah-buahan dan sayur-sayuran asli Wonosalam. Seperti pete, terong, kubis, sawi, rambutan, dan salak.
Lantaran digratiskan, pengunjung yang datang ke lapangan Wonosalam pun membludak. Tak ayal saat berebut gunungan banyak pengunjung yang jatuh pingsan dan cedera ringan akibat berdesakan. Mereka mendapat perawatan dari petugas medis yang disiapkan panitia di tepi lapangan. (bdh/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini