Kritik Penyitaan Surat Kabar Zaman, AS Minta Turki Hormati Kebebasan Pers

Kritik Penyitaan Surat Kabar Zaman, AS Minta Turki Hormati Kebebasan Pers

Novi Christiastuti - detikNews
Sabtu, 05 Mar 2016 11:41 WIB
Polisi Turki menduduki kantor surat kabar Zaman (REUTERS/Akif Talha Sertturk/Zaman Daily)
Washington - Amerika Serikat mengecam tindakan otoritas Turki yang menyita kantor surat kabar Zaman di Istanbul. AS meminta Turki untuk lebih menghormati nilai-nilai demokrasi dan juga kebebasan pers.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/3/2016), Departemen Luar Negeri AS menyebut tindakan otoritas Turki terhadap surat kabar Zaman itu menjadi salah satu tindakan mengkhawatirkan yang dilakukan sekutunya di NATO beberapa waktu terakhir ini.

"Kami melihat ini sebagai bagian dari serangkaian tindakan penegakan hukum dan peradilan meresahkan yang dilakukan pemerintah Tuki, dengan menargetkan media serta pihak lain yang kritis terhadap mereka," ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mendorong otoritas Turki untuk menjamin penegakan nilai-nilai demokrasi universal yang tercermin dalam konstitusi mereka, termasuk kebebasan berbicara dan terutama kebebasan pers," imbuhnya.

Berbekal putusan pengadilan setempat, pada Jumat (4/3), otoritas Turki menyita dan menduduki kantor surat kabar Zaman yang ada di Istanbul. Selama ini, Zaman dianggap mendukung musuh bebuyutan Presiden Recep Tayyip Erdogan, ulama Fethullah Gulen yang kini berada di AS.

Baca juga: Dituding Anti-Erdogan, Kantor Surat Kabar Zaman Disita Pemerintah Turki

Kantor berita Turki, Anatolia, menyebut Zaman akan mengalami perombakan sesuai permohonan jaksa Istanbul. Ini berarti pengadilan akan menunjuk pengelola baru untuk menjalankan surat kabar tersebut yang tentu diharapkan akan mengubah pandangan editorialnya.

Gulen tinggal di AS sejak tahun 1999 setelah melarikan diri dari jeratan hukum otoritas sekuler sebelumnya. Turki telah meminta AS untuk mengekstradisi Gullen ke Turki, namun otoritas AS tidak menanggapi permintaan itu.

Meskipun tinggal di luar Turki, Gullen tetap memiliki pengaruh besar di negara tersebut melalui sekutu-sekutunya di kalangan kepolisian dan kehakiman, serta media dan kepentingan keuangan setempat. Otoritas Turki menuding Gullen mendirikan jaringan teror bernama Fethullahaci Terror Organisation/Parallel State Structure (FeTO/PDY) yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Erdogan.

Tudingan itu disebut konyol oleh para pendukung Gullen. Namun aksi penangkapan orang-orang terkait Gullen terus dilakukan di Turki, termasuk empat eksekutif jaringan konglomerat Turki yang ditangkap Jumat (4/3) karena dituding mendanai Gullen.

Penyitaan diwarnai perlawan demonstran (REUTERS/Selahattin Sevi /Zaman Daily)


(nvc/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads