Mahathir yang juga pernah menjadi Ketua UMNO ini, masih tetap dihormati dan menjadi tokoh berpengaruh meski sudah tidak lagi lagi menjabat sebagai PM. Mahathir muncul sebagai pengkritik paling kritis bagi PM Najib, yang terseret skandal korupsi perusahaan investasi negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Saya tidak akan menyebutnya UMNO lagi, ini adalah partai Najib. Saya merasa malu karena saya terkait dengan partai yang dipandang mendukung korupsi -- ini membuat saya merasa malu," tutur Mahathir kepada wartawan setempat saat konferensi pers, seperti dilansir Reuters, Senin (29/2/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah hengkang dari UMNO, Mahathir menyatakan dirinya tidak akan mendirikan partai politik baru atau bergabung dengan partai lainnya.
Dilaporkan media setempat, The Star, Mahathir enggan menanggapi apakah keputusannya hengkang dari UMNO ini akan diikuti oleh anak laki-lakinya yang pernah menjabat Menteri Besar wilayah Kedah, Mukhriz Mahathir.
"Saya tidak bisa berbicara untuk anak saya, tapi istri saya ikut bersama saya meninggalkan UMNO," ucapnya.
Baca juga: Jaksa Agung Malaysia Tolak Anjuran Badan Antikorupsi untuk Adili PM Najib
Keluarnya Mahathir dari UMNO ini merupakan yang kedua kali sepanjang karier politiknya. Tahun 2008 lalu, Mahathir keluar dari UMNO ketika PM Tun Abdullah Ahmad Badawi memerintah. Setahun kemudian, dia kembali bergabung dengan UMNO ketika Najib menjadi PM.
Mahathir juga pernah dikeluarkan dari UMNO tahun 1969, setelah kerusuhan melanda Malaysia saat itu dan kembali bergabung dengan UMNO tahun 1972. Mahathir sendiri menjabat Ketua UMNO periode tahun 1981 hingga 2003 selama dia menjabat PM Malaysia.
Baca juga: Dituding Memfitnah Jaksa Agung Malaysia, Mahathir Diselidiki Polisi
(nvc/ita)