Dua anak nahas tersebut bernama Febian (5) dan Amora (3). Mereka dibunuh, lalu tubuhnya dimutilasi di bagian lengan dan kaki. Peristiwa berlangsung sekitar pukul 00.00 WIB sampai 00.15 WIB di asrama Polres Melawi, Kalbar, dinihari tadi.
Berdasarkan situs schizophrenia.com seperti dikutip detikHealth, orang dengan schizophrenia biasanya mengalami gejala seperti mendengar suara yang tidak dapat didengar oleh orang lain, atau percaya bahwa orang lain bisa membaca pikiran mereka, mengontrol pikiran mereka, dan bahkan lebih berbahaya daripada itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kasus Brigadir Petrus, apa pemicunya? Belum ada keterangan pasti dari polisi. Namun Kapolda Kalbar Brigjen Arief Sulistyanto menerangkan sejumlah peristiwa sebelum peristiwa keji itu berlangsung. Informasi ini disampaikan oleh istri pelaku, Windri.
"Sejak seminggu ini, suaminya sering marah-marah sendiri di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita sering mendapat bisikan," kata Arief, Jumat (26/2/2016).
Baca juga: Kronologi Polisi Mutilasi Dua Anak Kandung Gara-gara 'Bisikan'
Selain itu, Petrus juga diketahui sering mengalami kejadian seperti didatangi makhluk halus dan merasa kedinginan saat berusia 4 tahun. Masih menurut keterangan sang istri namun dari sumber berbeda, Petrus dan Windri sedang ada masalah keluarga. Bahkan ada laporan, mereka terdengar bertengkar tiga hari lalu.
Polisi sudah menyita sejumlah barang bukti terkait kasus ini. Ada parang yang dalam keadaan bersih, batu asah dan sebuah kertas di atas meja dengan tulisan Terjadilah Padaku Seperti Perkataanmu. Tempat mencuci piring juga ditemukan dalam keadaan basah.
Kepada rekannya sesama polisi usai kejadian, Petrus sempat mengatakan "semua sudah bersih" dan mengaku bersalah. Dia juga mengaku membunuh dua anaknya. (mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini