"Belum ada status KLB. Mudah-mudahan tidak sampai," kata Soekarwo, Selasa (2/2/2016).
Gubernur yang biasa disapa Pakde Karwo ini mengatakan, beberapa langkah sudah disiapkan di seluruh kabupaten dan kota untuk mengantisipasi demam berdarah, agar tidak semakin parah.
Diantaranya, mengusulkan konsep ke Menteri Kesehatan tentang dana Rp 200 juta di puskesmas yang masuk dari BPJS, namun tidak semua dialokasikan untuk biaya obat dan dokter.
Usulannya dana untuk biaya obat sekitar 40 persen. Sedangkan 40 atau 30 persen biaya dokter. "Dananya tidak semua untuk kuratif. Sekitar 20 atau 30 persennya untuk kegiatan promotif dan preventif juru pemantik," jelasnya.
Kasus demam berdarah selama 1-31 Januari 2016 ini, tercatat ada 2.027 kasus. Dari kasus tersebut, yang meninggal dunia sebanyak 40 orang.
"Kasusnya tersebar di 38 kabupaten dan kota," kata Mujib Affan, Pelaksana Tugas Kepala Biro Humas dan Protokol Setdaprov Jawa Timur.
Dari jumlah kasus tersebut, terbanyak di Kabupaten Pacitan 152 kasus. Kabupaten Jombang 148 kasus. Kediri 94 kasus, Bangkalan 89 kasus dan Sumenep 76 kasus. Sedangkan korban meninggal dunia terbanyak di Jombang 6 orang. Kabupaten Kediri dan Kabupaten Mojokerto masing-masing 4 orang. Kabupaten Bojonegoro dan Malang masing-masing 3 orang.
"Dibandingkan dengan periode sama di Januari tahun lalu, jumlahnya menurun. Tahun ini 2.027 kasus. Sedangkan tahun lalu 4.584 kasus," tandasnya sambil menambahkan, pada Januari tahun lalu, korban meninggal dunia sebanyak 59 orang. (roi/iwd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini